Rabu 07 Feb 2018 17:07 WIB

4.400 Orang Yaman Berisiko Mengalami Gagal Ginjal

Pusat perawatan ginjal di Yaman telah ditutup akibat konflik.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Doctors Without Borders mengadakan sebuah acara di ibu kota Yaman yang bertujuan mengumpulkan dana untuk fasilitas penanganan ginjal di Yaman.

Seperti dikutip Anadolu, Rabu (7/2), Juru bicara ICRC di Yaman,  Adnan Huzam mengatakan fasilitas tersebut dibutuhkan untuk sekitar 4.400 orang Yaman yang berisiko mengalami gagal ginjal.

Ia mengajak organisasi bantuan lokal dan internasional untuk menyalurkan bantuan tenaga medis yang dibutuhkan di Yaman. Huzam menyesalkan, sejumlah petugas kesehatan setempat belum menerima gaji selama lebih dari satu setengah tahun.

Menurut juru bicara ICRC, sejumlah pusat perawatan ginjal di Yaman telah ditutup sebagai akibat langsung dari konflik yang terus berlanjut antara pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan pemberontak Syiah Houthi.

Hanya 28 fasilitas yang berusaha berfungsi ditengah kurangnya tim kesehatan. "ICRC baru bisa membantu lima dari fasilitas ini," kata Huzam.

Ia mengatakan, saat ini fokus utama ICRC adalah penanganan korban luka-luka akibat konflik. Namun ICRC akan tetap melakukan yang terbaik untuk penderita masalah ginjal serius.

Yaman telah dilanda kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara tersebut, termasuk ibukota Sanaa. Negara miskin ini juga diserang epidemi kolera yang telah menyebabkan ratusan orang tewas dalam beberapa bulan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement