REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, pada Rabu (7/2), menuding Amerika Serikat (AS) memilik rencana membelah Suriah. Menurutnya, kehadiran AS di negara tersebut telah melenceng dari tujuan awal, yakni menumpas kelompok teroris.
"Ada rencana pemisahan de facto Suriah. Kami tahu tentang hal itu dan akan bertanya kepada rekan Amerika kami bagaimana mereka membayangkan semua ini," ujar Lavrov dalam sebuah pidato Leaders of Rusia, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.
Ia juga mengatakan, AS telah mengubah sikapnya tentang alasan kehadiran di sana. "Orang Amerika tampaknya telah meninggalkan jaminan yang diberikan kepada kita bahwa satu-satunya tujuan kehadiran mereka di Suriah adalah untuk mengalahkan teroris," ujarnya.
Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.
Suriah telah diamuk perang sipil sejak awal 2011, tepatnya ketika rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad menindas demonstran yang melawan dan menentang pemerintahan. Hal ini pun berujung pada konflik yang menyebabkan seperempat juta orang terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi.
Berbagai upaya mediasi dan perdamaian yang ditempuh PBB untuk mengakhiri konflik tersebut belum membuahkan hasil. Hal ini karena kedua belah pihak, yakni pemerintah dan oposisi, enggan melonggarkan tuntutannya masing-masing.
Salah satu tuntutan yang diajukan oposisi adalah memintaAssad tak lagi terlibat dalam proses transisi politik di Suriah. Namun tuntutan ini selalu ditolak oleh Pemerintah Suriah.