REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lebih dari 100 tentara yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad tewas setelah pasukan gabungan pimpinan AS dan pendukung koalisi menggagalkan serangan besar pada Kamis (8/2) pagi.
Seorang pejabat AS mengatakan, angka kematian tersebut menggarisbawahi besarnya serangan yang akan dilakukan oleh pasukan Assad. Menurutnya, serangan itu didukung oleh artileri, tank, sistem roket peluncur ganda dan mortir.
Tidak ada tentara Amerika yang tewas atau terluka dalam insiden tersebut. Namun, beberapa pasukan AS dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang bermarkas di Provinsi Deir al-Zor, Suriah menjadi sasaran serangan.
Seorang militan SDF terluka dalam insiden tersebut. "Kami menduga pasukan pro-rezim Suriah berusaha merebut medan SDF yang telah dibebaskan dari ISIS pada September 2017," kata pejabat tersebut.
Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.
Pasukan tersebut kemungkinan ingin merebut ladang minyak di Khusham yang merupakan sumber pendapatan utama ISIS dari 2014 sampai 2017.
Tentara Suriah didukung oleh milisi yang didukung Iran dan pasukan Rusia.
Koalisi yang dipimpin AS telah memperingatkan pejabat Rusia tentang kehadiran pasukan SDF di daerah tersebut jauh sebelum serangan yang digagalkan.