REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB menyatakan keprihatinan serius atas meningkatnya jumlah kematian warga sipil Suriah akibat perang di negara tersebut. PBB mencemaskan kian gencarnya serangan-serangan yang menewaskan korban sipil dalam beberapa hari terakhir.
"Serangan udara dan penembakan yang hebat di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur, dialporkan telah membunuh puluhan warga sipil dan melukai lebih banyak lainnya dalam 48 jam terakhir," ungkap Juru Bicara Deputi PBB Farhan Haq, seperti dikutip laman Anadolu Agency.
Selain di Ghouta Timur, PBB pun mengkhawatirkan situasi keamanan serta perlindungan bagi dua juta penduduk yang tinggal di Idlib. Hal ini karena serangan udara dan aksi penembakan terus berlangsung setiap hari.
Dalam tiga hari terkahir, PBB telah menerima laporan serangan udara di Idlib mengakibatkan warga sipil tewas dan luka-luka. Fasilitas medis, sekolah, dan infrastruktur lainnya pun hancur. Peperangan di Idlib telah menyebabkan 1.200 sekolah ditutup.
Haq menyerukan kepada pihak-pihakyang tengah terlibat konfrontasi untuk menghentikan kontak senjata di Idlib, Ghouta Timur, Afrin, dan Raqqah. Sebab akses untuk bantuan kemanusiaan perlu dibuka demi menyelamatkan warga sipil yang tinggal di daerah-daerah terkait.
Pada Januari peperangan di Suriah menyebabkan 211warga sipil Suriah tewas dan 1.447 lainnya luka-luka.
Dewan Keamanan PBB diharapkan untuk menggelar pertemuan gunamembahas situasi kemanusiaan di Suriah, terutama di Ghouta Timur. Hal ini telah disampaikan sebelumnya oleh Swedia dan Kuwait.