Kamis 08 Feb 2018 20:04 WIB

Perbatasan Rafah Dibuka Sampai Jumat

Pihak berwenang Mesir telah membuat perbatasan Rafah ditutup sejak Juli 2013.

Pintu gerbang perbatasan Rafah yang memisahkan wilayah Mesir dan Palestina.
Foto: ipsnews.net
Pintu gerbang perbatasan Rafah yang memisahkan wilayah Mesir dan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Mesir memutuskan pada hari Rabu lalu untuk membuka pintu gerbang utama penyeberangan Rafah. Ini yang memungkinkan bus membawa pasien dan murid-murid dari Gaza untuk pindah ke dan dari Mesir.

Menurut sumber lokal, persimpangan perbatasan akan dibuka untuk mentransfer pasien Palestina, pelajar, dan pembawa izin tinggal asing ke Mesir. Proses pembukaan akan dilakukan oleh otoritas Mesir dan Palestina.

Pihak berwenang Mesir telah membuat perbatasan Rafah ditutup sejak Juli 2013. Mereka telah meluncurkan sebuah kampanye untuk menghancurkan terowongan bawah tanah ilegal, yang sangat penting untuk memasok penduduk Gaza dengan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan bahan bangunan.

Oktober lalu, Hamas dan Fatah menandatangani sebuah kesepakatan di markas besar Direktorat Jenderal Intelijen Mesir di Kairo. Kedua faksi tersebut sepakat untuk melanjutkan pertemuan selanjutnya antara mereka untuk merencanakan pemilihan presiden dan legislatif.

Pada bulan September 2017, Hamas mengumumkan pembubaran komite administratif di Jalur Gaza untuk mengakhiri eskalasi dengan Fatah. Menurut kesepakatan tersebut, Hamas harus mengizinkan pemerintah rekonsiliasi untuk menjalankan tugasnya di jalur seluas 360 km persegi itu.

Namun upaya rekonsiliasi tampaknya telah berhenti setelah keputusan Presiden Amerika Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Ini menyebabkan moderator intelijen Mesir kembali dari Gaza ke Mesir setelah mereka melakukan perundingan dengan Hamas dan Fatah.

Sebelum tahun 2013, Hamas memiliki hubungan yang kuat dengan Mesir, karena hubungan baik dengan kelompok Ikhwanul Muslimin yang sekarang dilarang di Mesir. Namun, hubungan tersebut semakin tegang menyusul digulingkannya mantan presiden Islam Mohamed Morsi.

Perbatasan tersebut kemudian ditutup secara permanen pada tanggal 24 Oktober 2014, setelah serangan terhadap pos pemeriksaan Qarm Al-Qawadis oleh kelompok militan "Provinsi Sinai". Serangan tersebut mengakibatkan kematian setidaknya 33 personel militer. Sejak saat itu, persimpangan telah dibuka secara berkala hanya dalam kasus luar biasa dan untuk jangka waktu yang singkat.

sumber : /dailynewsegypt.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement