REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Indonesia meminta pemerintah Cina agar memberikan dukungan yang nyata bagi perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan.
"Kami minta Tiongkok agar memberikan dukungan terus bagi perjuangan rakyat Palestina, termasuk dukungan kepada para pengungsi melalui UNRWA (Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina di Timur Dekat)," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pernyataan pers bersama Menlu Cina Wang Yi di Beijing, Jumat malam (9/2).
Indonesia menyinggung isu tentang Palestina dalam Pertemuan Ke-3 Komisi Bersama Untuk Kerja Sama Bilateral (JCBC) China-Indonesia di Beijing pada 8-9 Februari 2018. Desakan terhadap Cina itu disampaikan Indonesia setelah Amerika Serikat memangkas paket dana bantuan kepada UNRWA.
Selain menyinggung Palestina, pertemuan bilateral tingkat menteri luar negeri kedua negara juga memmbicarakan tentang arsitektur kawasan. "Bagi Indonesia, setiap diskusi arsitektur kawasan harus memenuhi prinsip terbuka, transparan, inklusif, saling mendukung, dialog, dan membangun kepercayaan dengan mengedepankan spirit kerja sama dan tetunya menghormati hukum internasional," ujar Menlu Retno.
Menurut dia, kerja sama Cina-ASEAN akan terus ditingkatkan dan akan dimulai dengan perundingan kerangka kerja tata laku pihak yang berkepentingan (CoC) di Laut Cina Selatan pada Maret depan. "Indonesia berharap agar negosiasi ini dapat segera diselesaikan. ASEAN-Cina juga harus menjadi kontributor perdamaian dan kesejahteraan kawasan dengan menghormati hukum internasional," katanya.
Sementara itu, Menlu Cina Wang Yi menyampaikan terima kasih atas adanya komitmen bersama yang dibangun kedua negara. "Kami menjadikan momentum lima tahun hubungan kemitraan strategis Cina-Indonesia untuk meningkatkan hubungan pada masa-masa mendatang," katanya.
Menlu Cina Wang Yi juga menyinggung aspek historis hubungan kemitraan yang strategis antara Cina dan Indonesia melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat. "Dalam sejarah KAA, Cina dan Indonesia sama-sama bertanggung jawab membangun 10 dasar yang secara prinsip saling menghormati dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam kerangka hubungan kenegaraan," ujarnya.
Sebelum mengikuti pertemuan bilateral dalam kerangka JCBC, Menlu RI melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Cina Li Keqiang di ruang kerjanya di kawasan Zhong Nan Hai pada siang harinya.
"Sebenarnya ini hari libur menjelang Tahun Baru Imlek. Namun kami tetap menerima kunjungan Menlu karena Indonesia merupakan mitra terpenting kami," kata PM Li.
Dalam kunjugan kehormatan tersebut, PM Li didampingi Menlu Wang Yi dan Duta Besar China untuk RI Xiao Qian serta beberapa pejabat lainnya. Sementara Menlu Retno didampingi Direktur Jenderal Asia Pasisik dan Afrika Kemlu Desra Percaya, Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Beijing Listyowati, dan beberapa pejabat lainnya.