Sabtu 10 Feb 2018 15:45 WIB

Wabah Flu Mengancam AS

wabah influenza saat ini sama tingginya dengan flu babi pada 2009.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Virus Flu. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Virus Flu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jumlah kasus influenza meningkat tajam tahun ini di Amerika Serikat (AS) dengan menyasar kelompok masyarakat yang rentan. Sejumlah ahli kesehatan masih mencoba meneliti fenomena yang tak terduga ini.

Tingkat wabah influenza saat ini dilaporkan sama tingginya dengan wabah flu babi yang marak pada 2009. Direktur the US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Anne Schuchat, mengatakan wabah flu kali ini bahkan lebih parah dari wabah serupa yang sempat terjadi pada 2003.

Flu babi yang mewabah di seluruh dunia dalam rentang waktu 2009 dan 2010 telah menjangkiti 60,8 juta warga Amerika. Sebanyak 274.304 orang dirawat di rumah sakit dan 12.469 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Menurut Schuchat, jumlah kematian akibat wabah influenza kali ini diperkirakan bisa melampaui jumlah kematian saat wabah flu babi pada masa itu.

 

"Ini adalah masa yang sulit dan kita tidak bisa memprediksi berapa lama masa ini akan berlangsung. Saya berharap ada kabar baik, tapi semua yang kami lihat adalah berita buruk," kata dia

Jenis influenza yang mewabah tahun ini belum banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, yang dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit pernafasan parah pada manusia. Ahli virologi dari CDC sedang mempelajari penyebab mengapa wabah ini sulit untuk dihentikan.

"Kita harus banyak belajar tentang influenza. Ini adalah peringatan tentang betapa parahnya influenza dan mengapa kita tidak bisa memanfaatkan pertahanan tubuh kita," jelas Schuchat, dikutip Bloomberg.

Kematian akibat influenza dan pneumonia, yang saling terkait satu sama lain di musim dingin, bertanggung jawab atas 1 dari setiap 10 kematian di AS pekan lalu, dan kemungkinan besar jumlahnya akan terus meningkat. Ada 40.414 kematian di AS dalam pekan ketiga 2018 dan 4.064 di antaranya berasal dari pneumonia atau influenza.

Jumlah korban tewas di pekan depan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi karena aktivitas flu masih terus meningkat. Tingkat rawat inap sudah mendekati jumlah maksimal yang diharapkan tidak akan terjadi hingga berbulan-bulan.

"Sayangnya, kematian mungkin masih akan terjadi. Selama beberapa minggu ke depan, kami memperkirakan akan melihat lebih banyak kematian akibat pneumonia dan influenza. Orang-orang yang rentan meninggal sudah dirawat di rumah sakit," paparnya.

Wabah flu tahun ini bisa lebih berbahaya daripada  flu yang terjadi beberapa dasawarsa lalu, tetapi tidak ada cara untuk mengetahuinya dengan pasti. Sulit untuk membandingkan tingkat keparahan di tahun ini dengan beberapa tahun lalu karena adanya perubahan cara menangani virus di AS.

CDC mulai merekomendasikan vaksinasi universal untuk menghentikan penyebaran virus pada 2010, setelah sebelumnya vaksinasi hanya menargetkan kelompok yang berisiko tinggi, yang kemungkinan besar akan meninggal karena infeksi.

CDC juga melaporkan kematian 10 anak-anak AS terkait influenza tahun ini, sehingga total kematian anak menjadi 63 orang. Anak-anak menjadi kelompok yang masuk dalam kategori berisiko tinggi karena hanya 20 persen yang divaksinasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement