Ahad 11 Feb 2018 20:02 WIB

Turki Desak AS Putus Hubungan dengan Teroris

Turki sebelumnya telah meminta AS menarik mundur personel militernya.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Citra Listya Rini
Militer Amerika Serikat (AS).
Foto: AP/Allauddin Khan
Militer Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mendesak Amerika Serikat (AS) untuk memutuskan hubungan dengan teroris. Pernyataan ini merujuk pada bantuan yang diberikan Paman Sam terhadap kelompok The Democratic Union Party (PYD) yang dianggap teroris oleh Ankara.

Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag mengatakan, sebagai sekutu di North Atlantic Treaty Organization (NATO) AS tentu ingin terus membina hubungan baik dengan Ankara. Begitu juga, dia melanjutkan, keingina Turki untuk tetap memiliki hubungan yang harmonis dengan AS.

"Jadi jelas jika Anda (AS) tidak akan mendukung teror, Anda tidak bisa memberikan persenjataan kepada teroris dan Anda tidak boleh memberikan pelatian terhadap teroris," tegas Bekir Bozdag seperti diwartakan Anadolu Agency, Ahad (11/2).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang meluncurkan kampanye militer ke kawasan Utara Suriah. Ankara sebelumnya telah meminta AS menarik mundur personel militer mereka dari kawasan tersebut guna menghindari gesekan.

Paman Sam menempatkan sekitar 2.000 personel militer di Suriah Utara guna membantu kelompok YPG Kurdi memerangi militan ISIS. Bekir Bozdag mengatakan, operasi militer itu tetap akan dilakukan hingga kawasan Afrin terebas sepenuhnya dari kelompok terorisme.

Agresi militer itu dilakukan untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas disepanjang perbatasan Turki-Suriah dan kawasan. Pemerintah Turki menyatakan, pengerahan tentara yang diluncurkan pada 20 Januari lalu itu juga dilakukan untuk membebaskan warga Suriah dari penindasan dan kekejaman teroris.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement