Ahad 11 Feb 2018 20:12 WIB

PBB: Serangan Suriah dan Rusia Bunuh 230 Warga Sipil

Suriah telah dikepung dalam perang sipil sejak Maret 2011.

Rep: Marniati/ Red: Citra Listya Rini
Korban perang sipil di Suriah.
Foto: dec.org.uk
Korban perang sipil di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA  -- Komisaris Tinggi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi ManusiaZeid Ra'ad Al Husseinmenyerukan tindakan internasional untuk menghentikan konflik Suriah karena 277 warga sipil terbunuh dalam sepekan terakhir.

"Sepekan yang lalu telah menjadi salah satu periode paling berdarah dari keseluruhan konflik, dengan gelombang demi gelombang serangan mematikan yang menyebabkan korban sipil berada di daerah Ghouta Timur dan Idlib," kata Zeid Ra'ad Al Hussein seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (10/2)

Al Hussein menambahkan 230 warga sipil tewas dalam serangan udara oleh rezim Suriah dan sekutunya di daerah Ghouta Timur dan Idlib. Pernyataan tersebut menambahkan sekitar 350 ribu orang terjebak di Ghouta Timur, sebuah daerah pinggiran Damaskus, di mana 210 warga sipil terbunuh termasuk lebih dari 50 anak dan 42 wanita dari 5-8 Februari.

Al Huseein mengatakan, sedikitnya sembilan fasilitas medis, enam di antaranya di Idlib dan tiga di Ghouta Timur, terkena serangan udara baru-baru ini. Dia menambahkan kematian dan kehancuran di Idlib, Ghouta Timur dan Damaskus merupakan kejahatan perang.

Adapun tuduhan bahwa rezim Suriah menggunakan senjata kimia di Idlib, Al Hussein mengatakan PBB telah menerima laporan termasuk cuplikan video yang menunjukkan bahwa gas beracun mungkin telah digunakan selama penyerangan di Saraqab timur pada 4 Februari lalu.

Suriah telah dikepung dalam perang sipil sejak Maret 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak demonstrasi pro-demokrasi. Pejabat PBB mengatakan ratusan ribu orang terbunuh dalam konflik tersebut, pejabat rezim Suriah mengatakan jumlah korban tewas mendekati 10 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement