REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah pesawat penumpang Rusia, Saratov Airlines jatuh di dekat Moskow sesaat setelah lepas landas pada Ahad (11/2). Insiden ini menewaskan 71 orang.
Kantor Jaksa Transportasi Rusia melaporkan, semua orang di dalam pesawat tewas. Menteri Transportasi Maxim Sokolov juga mengonfirmasi tidak ada korban selamat. Ia mengatakan, tes DNA diperlukan untuk mengidentifikasi korban tewas.
Pesawat jarak pendek AN-148 yang dioperasikan oleh Saratov Airlines berangkat ke kota Orsk di wilayah Orenburg, sekitar 1.500 km tenggara ibu kota. Saat lepas landas suhu di Moskow sekitar minus lima derajat Celcius dengan hujan salju berkala.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan duka cita kepada keluarga korban dan memerintahkan dibentuknya sebuah komisi investigasi khusus untuk menyelidiki insiden ini. "Menurut informasi awal, tidak ada yang selamat," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan
Gambar TV dari lokasi kecelakaan menunjukkan reruntuhan pesawat, termasuk setidaknya satu mesin, tergeletak di ladang yang ditutupi dengan salju tebal.
Seorang pejabat Kementerian Situasi Darurat mengatakan dua mayat dan sebuah alat perekam penerbangan telah ditemukan. Puing pesawat dan jenazah korban terpental di radius satu kilometer dari lokasi kecelakaan.
Penyidik mengatakan, telah membuka kasus pidana dalam insiden tersebut. Di antara penyebab yang mungkin terjadi yakni kondisi cuaca, kesalahan manusia dan kondisi teknis pesawat. Tidak ada sinyal bahaya yang diterima dari kru.
Pesawat yang diproduksi pada 2010 ini membawa 65 penumpang dan enam awak. Pesawat menghilang dari layar radar sesaat setelah lepas landas dari bandara Domodedovo di Moskow.
Kantor berita Interfax mengatakan satu warga Swiss berada di antara para penumpang. Menurut, juru Bicara Saratov Airlines,Elena Voronova kondisi teknis pesawat yang mulai beroperasi pada perusahaannya sejak 2016 tersebut dalam keadaan baik.