Senin 12 Feb 2018 11:29 WIB

Jokowi: Diplomasi Harus Menghasilkan Uang

Diplomasi Indonesia mendapat penghargaan dari berbagai negara.

Presiden Joko Widodo
Foto: EPA/Made Nagi
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan Luar Negeri Republik Indonesia di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Jakarta, Senin (12/2). Jokowi mengingatkan, tugas para diplomat sekarang ini tidaklah mudah.

"Tidak mudah menjadi diplomat saat ini karena perubahan begitu cepat sehingga ketidakpastian semakin tinggi. Inilah tantangan bagi diplomat kita," kata Presiden Jokowi.

Ia menyebutkan, masyarakat Indonesia yang mencapai sekitar 260 juta jiwa berharap diplomat Indonesia mampu memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia. "Pendekatan diplomasi harus diperbarui menyesuaikan dengan tantangan zaman, diplomasi tidak bisa lagi  membuang anggaran tetapi diplomasi harus yang menghasilkan uang, berpihak kepada perlindungan WNI, membela kedaulatan negara, perdamaian dan kesejahteraan," kata Jokowi.

Ia menyebutkan dalam tiga tahun terakhir diplomasi Indonesia mendapat penghargaan dari berbagai pihak seperti Presiden Palestina, Presiden Afghanistan, dan dari Iran. "Kemarin kita juga ke Bangladesh, kita telah masuk dan membantu komunikasi Pemerintah Bangladesh dan Myanmar dalam penanganan pengungsi (Rohingya,red)," katanya.

Sementara dengan Afghanistan yang sedang berusaha membangun kembali persatuan, menurut Jokowi, Indonesia dapat banyak menggali makna kemajemukan, toleransi dan perdamaian.

 

"Saya minta Menlu (Retno Marsudi)dan seluruh perwakilan RI di luar negeru melanjutkan kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia, Indonesia sebagai negara dengan junlah penduduk muslim terbesar punya tanggung jawab sebagai bagian solusi masalah dunia," katanya.

Menlu Retno Marsudi menyebutkan Raker itu diikuti sekitar 134 orang perwakilan Indonesia di luar negeri. Ia menyebutkan raker tersebut berlangsung mulai Senin hingga Kamis depan. Sebelum raker, para dubes dan diplomat senior sudah melakukan pertemuan pada Sabtu (10/2) untuk membahas masalah-masalah aktual di dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement