REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Asosiasi Majikan Pembantu Malaysia menilai kasus kematian pembantu asal Indonesia Adelina (26) yang diduga dianiaya majikan merupakan tindakan tidak berperikemanusiaan.
"Kejadian ini tidak berperikemanusiaan, dan seharusnya tidak terjadi," ujar Ketua Asosiasi Majikan Pembantu Malaysia (Malaysian Maid Employers Association), Engku Muhsein kepada The Sun di Kuala Lumpur, Selasa.
Kasus tersebut merupakan yang kedua terjadi di Bukit Mertajam, Pulaun Penang. Pada 2012 pembantu asal Kamboja Mey Sichan (24) setelah disiksa dan kelaparan. Majikannya telah dipenjara 10 tahun.
Baca juga, TKW Tewas dan Tidur di Samping Anjing, Ini Sikap Kemenlu.
Kendati terjadi peristiwa tersebut, jelas Engku Muhsein, otoritas di Indonesia tidak menghentikan pengiriman pekerja domestik ke Malaysia. "Mereka akan memperhatikan peristiwa ini, tetapi saya percaya peristiwa ini tidak menjadi ukuran yang memengaruhi hubungan kita. Kami berharap mereka tidak melakukan aksi seperti memboikot pengiriman pekerja domestik," ucapnya berharap.
Adelina meninggal dunia di Rumah Sakit Bukit Mertajam, Pulau Penang, Malaysia, Minggu (11/2) pada pukul 16.45 waktu setempat. Kematian Adelina telah memicu kemarahan dari LSM dan pengguna internet (netizen) baik di Indonesia maupun di Malaysia sendiri.