REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Ahed Tamimi (17), seorang remaja Palestina yang terekam video saat menampar dan menendang dua tentara di luar rumahnya, hadir di pengadilan militer Israel, Selasa (13/2), Ia menghadapi berbagai tuduhan termasuk menyerang pasukan keamanan, menghasut dan melempar batu kepada tentara Israel.
Hakim memerintahkan untuk mengadakan sidang tertutup dan mengeluarkan sejumlah jurnalis yang telah berkumpul di ruang sidang. Meskipun ada permintaan dari pengacara Tamimi agar media dapat mengawasi proses persidangan.
Tamimi ditahan oleh tentara Israel sejak bulan lalu. Ia tiba pada Selasa (13/2) pagi di persidangan, setelah menjalani masa percobaan selama berbulan-bulan.
Ayah Tamimi, Bassem mengatakan, ia tiba di pengadilan tanpa mengharapkan hal bagus akan terjadi. Sebab, Tamimi diadili di pengadilan militer, dan hal tersebut merupakan bagian dari pendudukan militer Israel.
Proses persidangan berjalan singkat. Tamimi tampil menggunakan seragam tahanan dengan tangan dan kakinya diikat. Kasus ini pun ditunda hingga Maret, dan kelompok hak asasi manusia telah meminta pembebasannya segera.
"Sebagai seorang gadis tak bersenjata, Ahed tidak menimbulkan ancaman selama pertengkaran dengan dua tentara Israel yang bersenjata berat dan mengenakan pakaian pelindung," kata Magdalena Mughrabi, wakil direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika, seperti yang dilansir di The Guardian, Selasa (13/2).
"Sekali lagi pemerintah Israel telah menanggapi tindakan pembangkangan oleh seorang anak Palestina dengan tindakan yang sama sekali tidak proporsional dengan insiden yang dimaksud." tambahnya.
Seorang pejabat senior Israel, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia telah meminta sebuah komite parlemen untuk menyelidiki apakah keluarga Tamimi yang berambut pirang dan bermata biru tersebut "asli" masyarakat Palestina atau tidak.
Beberapa politisi Israel telah memuji pengekangan kedua tentara tersebut, sementara yang lain menuntut hukuman berat atas apa yang mereka lihat sebagai serangan yang tidak pantas dilakukan oleh Tamimi.
"Dia bukan gadis kecil, dia adalah seorang teroris," kata menteri kebudayaan, Miri Regev, sebelum persidangan.
"Sudah waktunya mereka mengerti bahwa orang-orang seperti dia (Tamimi) harus dipenjara dan tidak diizinkan untuk menghasut rasisme dan subversi melawan negara Israel," tambah Regev.