REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengatakan pada Kamis (15/2) bahwa keamanan Lebanon terancam oleh gudang senjata kelompok Hizbullah yang didukung Iran dan keterlibatannya dalam konflik regional. Tillerson juga mengatakan bahwa AS terlibat dengan Lebanon dan Israel untuk memastikan perbatasan tetap aman.
Ketegangan antarnegara semakin meningkat baru-baru ini karena rencana Israel untuk membangun tembok di perbatasan. Hal itu ditambah keputusan Lebanon untuk mulai mengeksplorasi minyak dan gas di sebuah blok lepas pantai di perairan yang disengketakan.
Hizbullah yang dianggap organisasi teroris oleh AS adalah bagian dari pemerintahan Hariri. Kekuatan militernya telah berkembang sejak konflik besar terakhir dengan Israel di 2006.
Tillerson mendesak para pemimpin Lebanon untuk menegakkan komitmen negara tersebut agar tetap berada di luar konflik regional. Pernyataan Tillerson merujuk pada peran Hizbullah dalam perang di Timur Tengah termasuk di negara tetangga Suriah dimana Iran juga memegang pengaruh besar.
Israel telah menuduh Iran berusaha mendirikan pabrik senjata di Lebanon, dan militer Israel bulan lalu mengatakan bahwa negara tersebut telah berubah menjadi pabrik rudal besar.
Lebanon adalah penerima besar dukungan militer AS. Tillerson mengatakan bahwa Washington tetap berkomitmen untuk mendukung tentara Lebanon dan pasukan keamanan dalam negeri.
AS menjadi penengah antara Lebanon dan Israel atas sengketa perbatasan mereka. "Kami tidak meminta siapa pun untuk melepaskan apapun," ujar Tillerson. Dia menambahkan bahwa diskusi konstruktif sedang dilakukan dan dia mendesak Israel untuk tetap bersikap konstruktif.