REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT, LEBANON -- Penjabat Asisten Sekretaris AS Urusan Timur Dekat David Satterfield bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri, Ketua Parlemen Nabih Berri dan Menteri Luar Negeri Gebran Bassil Jumat (16/2) waktu setempat. Sehari sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengunjungi negeri itu.
Pertemuannya dengan Al-Hariri, yang dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Lebanon Elizabeth Richards, dipusatkan pada situasi di wilayah tersebut dan hubungan bilateral antara kedua negara, kata satu pernyataan dari kantor media Perdana Menteri Lebanon.
Ketika bertemu dengan Satterfield, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengatakan usul saat ini yang diajukan oleh Tillerson untuk menyelesaikan sengketa perbatasan dengan Israel "tak bisa diterima".
"Perbatasan maritim Lebanon-Israel, yang menjadi sengketa, mesti ditetapkan melalui komite 1996," kata satu pernyataan dari kantor Nabih Berri, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Sabtu (17/2) siang.
Namun, cuma sedikit perincian yang disiarkan mengenai pertemuan Bassil dan Satterfield, yang berlangsung sekitar 45 menit.
Pertemuan tersebut diadakan saat Israel meningkatkan retorikanya terhadap Lebanon mengenai pernyataan tentang potensi cadangan minyak dan gas di Laut Tengah dan memulai pembangunan tembok semen di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.