REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pemerintah Palestina pada Ahad (18/2) menyalahkan Israel atas peningkatan ketegangan paling akhir di Jalur Gaza, yang menewaskan dua orang Palestina.
"Agresi Israel ke Jalur Gaza adalah peningkatan berbahaya," kata Juru Bicara Pemerintah Palestina Yousef Al-Mahmoud di dalam satu pernyataan pers.
Dua orang Palestina meninggal pada Sabtu malam, setelah pasukan artileri Israel menembak sekelompok pemuda di bagian timur Jalur Gaza, kata beberapa sumber medis Palestina. Serangan Israel tersebut adalah bagian dari serangan berskala besar yang dilancarkan militer Israel terhadap 18 sasaran di Jalur Gaza pada Ahad malam, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh militer Israel.
Itu adalah reaksi dari serangan roket dari Jalur Gaza dan peledakan bom yang dipasang di pagar antara Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu. Empat tentara Israel cedera dalam serangan itu.
Al-Mahmoud menyatakan peristiwa paling tersebut adalah bagian dari kebijakan peningkatan serangan yang dilakukan penguasa pendudukan Israel terhadap tanah dan rakyat Palestina. Selain itu, Al-Mahmoud menegaskan pentingnya mewujudkan perujukan internal Palestina guna menghadap perbuatan Israel.
Israel telah memberlakukan blokade ketat terhadap Jalur Gaza sejak 2007 dan menganggapnya sebagai wilayah yang bermusuhan tepat setelah Hamas melalui kekerasan merebut kendali atas daerah kantung tersebut dan mengusir pasukan keamanan Presiden Mahmoud Abbas.