REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Kantor kepolisian di Ibu Kota Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel) dirampok. Sejumlah senjata dan kendaraan polisi kandas dibawa pelaku perampokan tersebut.
Sebanyak enam anggota kepolisian dan satu anggota militer yang bebas tugas tewas ditembak pelaku. Hingga saat ini identitas pelaku pun masih belum diketahui. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Insiden ini terjadi pada pagi hari, saat itu pelaku menggunakan mobil baja untuk menerobos kantor polisi dan menembak membabi buta ke arah petugas jaga," kata Juru Bicara Kepolisian Brigadir Vishnu Naidoo, seperti diwartakan Reuters, Rabu (21/2).
Otoritas setempat masih mendalami kasus tersebut. Aparat juga sedang berusaha mengungkap motif para pelaku. Pemerintah telah mengerahkan sejumlah tim pemburu untuk melacak keberadaan pelaku penembakan dan perampokan tersebut.
Polisi mengatakan, pelaku diperkirakan berjumlah lima sampai 10 orang. Pemerintah Afsel lantas menyebut peristiwa tersebut sebagai tragedi nasional. Pemerintah berpendapat, pembunuhan terhadap personel keamanan negara merupakan kesalahan besar.
Berdasarkan penelusuran sementara, kelompok yang sama juga merampok mesin anjungan tunai mandiri (atm) terdekat sebelum menyerbu kantor polisi. Para pelaku membunuh dan merampok senjata polisi yang menjaga atm tersebut.
Menteri Kepolisian Afsel Fikile Mbalula mengaku terkejut dan terpukul atas serangan yang tidak berperasaan tersebut. Dia mengatakan, pemerintah telah mengerahkan satuan tugas khusus untuk menginvestigasi kejahatan yang menjadi prioritas negara.
"Kami tidak akan berhenti sampai pelaku berdarah dingin itu tertangkap," katanya.