REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah kematian di Yaman akibat difteri telah meningkat. Dilaporkan jumlah kematian tersebut menjadi 66 kasus dalam beberapa bulan terakhir.
Dilansir Middle East Monitor, Kamis (22/2), WHO mengatakan, dalam sebuah laporan bahwa kasus tersebut tercatat di 20 dari 23 provinsi dan di 163 dari 333 kabupaten.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa 1.100 kasus infeksi tercatat di provinsi tersebut tanpa menyebutkan durasi yang tepat. Menurut laporan, penyakit ini sebagian besar menyebar di provinsi Ibb dan Hodeidah di barat.
Wabah tersebut bertepatan dengan wabah kolera pada April 2017, yang menewaskan lebih dari 2.200 orang dengan lebih dari satu juta kasus yang dicurigai. Selama hampir tiga tahun, Yaman telah menyaksikan sebuah perang antara pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi dan pemberontak Houthi.
Perang telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan penutupan sejumlah besar fasilitas kesehatan di salah satu negara termiskin di dunia ini.