Kamis 22 Feb 2018 16:30 WIB

Israel Ancam Penjarakan Pencari Suaka Asal Afrika

Para pencari suaka asal Afrika akan dideportasi ke negara dunia ketiga.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Imigran asal Afrika berunjukrasa di depan kedubes Rwanda Herzeliya, Israel. Mereka menolak rencana deportasi imigran asal Afrika di Israel ke negara Rwanda.
Foto: Ariel Schalit/AP
Imigran asal Afrika berunjukrasa di depan kedubes Rwanda Herzeliya, Israel. Mereka menolak rencana deportasi imigran asal Afrika di Israel ke negara Rwanda.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemerintah Israel mengancam akan memenjarakan puluhan ribu migran Afrika yang mencari suaka di negaranya. Para pencari suaka tersebut diteror hukuman penjara dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

Pemerintah Israel melakukan penahanan tanpa batas waktu terhadap tujuh pencari suaka asal Eritrean, Afrika Timur. Berdasarkan laporan, hukuman kurungan diberikan menyusul penolakan deportasi oleh tujuh warga tersebut.

Mereka dikurung di penjara Saharonim di Israel Selatan. Otoritas Israel lantas memberikan pilihan bagi para pencari suaka asal Afrika untuk deportasi ke negara dunia ketiga atau dipenjara.

"Ini adalah langkah pertama dalam operasi deportasi yang secara global belum pernah terjadi sebelumnya, sebuah langkah yang tercemar oleh rasisme dan mengabaikan sama sekali kehidupan dan martabat pencari suaka," kata Lembaga hak Pengungsi dan Migran dan ASSAF seperti diwartakan Aljazirah, Kamis (22/2).

 

Baca juga, Israel akan Jadikan Rwanda Tempat Penampungan Pencari Suaka.

 

Penahanan tujuh pencari suaka itu kemudiaan diikuti aksi mogok makan oleh ratusan pencari suaka lainnya di pusat penahanan Hotlot. Hal itu dilakukan sebagai simbol protes penahanan yang dilakukan terhadap tujuh orang pencari suaka asal Eritrea tersebut.

Lembaga Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan, setidaknya terdapat 27 ribu pencari suaka asal Eritrea ditambah 7.700 pencari suaka asal Sudan. Pada November tahun lalu, otoritas Israel secara sepihak mengumumkan akan mendeportasi para pencari suaka yang ada di negaranya.

UNHCR mengatakan, sekitar 600 orang sudah terdaftar untuk segera dideportasi ke sejumlah negara dunia ketiga semisal Rwanda atau Uganda. Meski demikian, kedua negara tersebut membantah telah melakukan kesepakatan terkait penerimaan pencari suaka tersebut.

Pada Januari kemarin, UNHCR mendesak Israel untuk mempertimbangkan kembali rencana deportasinya. Mereka menilai 80 pencari suaka yang dideportasi oleh Israel antara 2015 dan 2017 mempertaruhkan nyawa mereka dengan melakukan perjalanan darat penuh resiko ke Eropa.

Juru Bicara UNHCR William Spindler mengatakan, sepanjang jalan mereka menderita penganiayaan, penyiksaan dan pemerasan sebelum mempertaruhkan nyawa sekali lagi dengan menyeberangi Laut Mediterania ke Italia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement