Kamis 22 Feb 2018 20:34 WIB

Tragedi di Ghouta Timur, Rusia Salahkan Teroris

AS menuding Moskow dan Damaskus menargetkan warga sipil.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Warga terluka dan terjebak dalam reruntuhan bangunan akibat serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran Damaskus, Suriah, Selasa (20/2).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Warga terluka dan terjebak dalam reruntuhan bangunan akibat serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran Damaskus, Suriah, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, para pendukung teroris di Ghouta Timur, Suriah, bertanggung jawab atas konflik yang terjadi di wilayah itu.

 

Pernyataan ini disampaikan untuk menanggapi komentar Washington mengenai jatuhnya warga sipil dalam konflik tersebut.

"Mereka yang mendukung teroris yang masih aktif di Ghouta Timur bertanggung jawab atas situasi di sana. Bukan Rusia maupun Suriah atau Iran, tetapi merekalah yang telah benar-benar berperang," ujar Peskov seperti dikutip kantor berita Tass.

Pada Kamis (22/2), Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders menuduh Moskow dan Damaskus menargetkan warga sipil dalam serangan di Ghouta Timur. Dia secara khusus meminta Rusia dan mitranya itu untuk mematuhi kewajiban mereka di zona de-eskalasi tersebut.

Rusia telah menyarankan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar pertemuan darurat untuk membahas situasi kemanusiaan yang memburuk di Ghouta Timur.

 

Menurut Perwakilan Permanen Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, pertemuan tersebut akan memungkinkan anggota DK PBB untuk mempresentasikan pandangan mereka mengenai situasi di sana dan cara menghadapinya.

Ghouta Timur yang dikendalikan oleh militan dan dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah, adalah salah satu zona de-eskalasi Suriah. Keputusan zona ini diambil pada 4 Mei lalu oleh Rusia, Iran, dan Turki, tiga penjamin gencatan senjata Suriah.

PBB telah mengungkapkan keprihatinan atas situasi di wilayah itu dan menyerukan agar pengiriman bantuan kemanusiaan terus dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement