REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Profesor Bahasa dari Mohammad Ali Jinnah University di Karachi, Pakistan, Tafseer Ahmed, mengungkapkan beberapa bahas daerah di Pakistan terancam punah. Bahkan menurutnya juga sudah ada bahasa daerah di Pakistan yang sudah mati.
Ahmed mengatakan, sebanyak 65 dari total 75 bahasa yang digunakan di Pakistan, merupakan bahasa daerah. Dari total itu juga, tujuh bahasa termasuk Bahasa Urdu yang menjadi bahasa nasional. Sedangkan bahasa Inggris, digunakan sebagai bahasa resmi di empat provinsi, Azad Kashmir, dan wilayah Gilgit-Baltistan.
"Pakistan adalah salah satu negara yang memiliki keragaman linguistik yang luar biasa. Tapi yang mengkhawatirkan adalah ada beberapa bahasa yang terancam punah, atau sekarat, atau bahkan sudah mati," kata Ahmed seperti dilaporkan Anadolu Agency, Jumat (23/2).
Ahmed menjelaskan, ada dua bahasa kuno di Pakistan yang dianggap telah mati oleh para linguis. Satu bahasa lahir dari peradaban Moin joo Daro (Mound of Dead) yang telah berusia 5000 tahun dan satu lagi dari Domaaki, yang dulunya digunakan di wilayah Gilgit Baltistan.
Selain itu, Ahmed menambahkan, setidaknya delapan bahasa, yaitu Badeshi, Torwali, Dameli, Gawar-Bati, Ushojo, Yidgha, Khowar, dan Ormuri, kini diucapkan oleh kurang dari 100 ribu warga di wilayah Gilgit-Baltistan dan bagian barat laut Khyber Provinsi Pakhtunkhawa.
Pakar Linguistik lain, Rauf Parekh, pun berpendapat senada. Menurutnya, akan ada lagi bahasa-bahasa yang bernasib serupa, dan terancam punah. "Jika tidak ada langkah yang segera dilakukan, maka bahasa-bahasa lain juga terancam," kata dia.
Pakistan, yang memiliki lebih dari 200 juta penduduk, memiliki 70 bahasa resmi yang digunakan. Di wilayah Gilgit-Baltistan utara yang berbatasan dengan Cina dan Afghanistan, terdapat 30 bahasa dengan akar bahasanya yakni Indo-Aryan, Indo-Iran, dan Sino-Tibet.