Ahad 25 Feb 2018 12:11 WIB

Dalam Sehari, Serangan di Afghanistan Tewaskan 30 Orang

Salah satu serangan mematikan terjadi di sebuah kamp tentara di Distrik Bala Boluk.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Helikopter militer Afghanistan terbang di atas RS militer terbesar setelah serangan militan di Kabul, Rabu, 8 Maret 2017. Sekelompok pria bersenjata menyerbu RS tersebut dan menewaskan 30 orang.
Foto: AP Photos/Massoud Hossaini
Helikopter militer Afghanistan terbang di atas RS militer terbesar setelah serangan militan di Kabul, Rabu, 8 Maret 2017. Sekelompok pria bersenjata menyerbu RS tersebut dan menewaskan 30 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Kelompok militan kembali melepaskan serangkaian serangan baru di berbagai wilayah di Afghanistan, pada Sabtu (24/2), yang menewaskan total lebih dari 30 orang. Salah satu serangan mematikan terjadi di sebuah kamp tentara di Distrik Bala Boluk di Provinsi Farah barat.

Menurut sebuah sumber, sebanyak 24 petugas keamanan yang berjaga di kamp itu tewas dalam serangan bom bunuh diri yang dilakukan pada dini hari tersebut. Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Dawlat Waziri mengonfirmasi serangan tersebut kepada Arab News.

Namun ia mengatakan hanya 18 dari 24 tentara yang tewas. "Saya tidak tahu berapa banyak korban yang tewas di pihak musuh," kata Waziri.

Taliban kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan di Provinsi Farah dan dua serangan bunuh diri lainnya di Provinsi Helmand selatan. Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Najib Danesh mengatakan militan menggunakan kendaraan dalam serangan di Helmand yang menargetkan pasukan keamanan, beberapa tentara tewas.

Danesh mengatakan, selain tiga serangan oleh Taliban tadi, sebuah serangan terpisah juga terjadi di ibu kota Kabul, yang menewaskan dua orang dan melukai enam lainnya. Pelaku penyerangan meledakkan diri di luar sebuah kantor intelijen di dekat markas NATO.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan lainnya Nasrat Rahimi mengatakan salah satu petugas intelijen sempat menyadari pelaku serangan bom bunuh diri tersebut. Petugas itu kemudian melompat ke arah pelaku sebelum pelaku meledakkan bahan peledak yang menempel di tubuhnya.

"Jumlah korban bisa saja sangat tinggi jika petugas itu tidak memeluknya erat-erat," katanya Rahimi.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di kantor intelijen Kabul ini. Serangan terjadi beberapa minggu setelah ada serangan serupa di wilayah yang sama, yang kemudian diklaim oleh ISIS.

Sejumlah serangan masih melanda Afghanistan meski baru-baru ini pasukan gabungan AS dan Afghanistan telah melakukan serangan darat dan udara untuk melawan militan di berbagai bagian negara tersebut.

"Kami belum mengumumkan berakhirnya perang. Ada pertempuran, ada ancaman dari 20 kelompok teroris di sini. Tapi kami telah meningkatkan usaha kami. Musuh telah menderita, namun memiliki dukungan luar biasa," kata Waziri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement