REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Delegasi Korea Utara yang dipimpin oleh seorang jenderal kontroversial, telah menyeberang ke Korea Selatan untuk upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang.
Jenderal Kim Yong-chol disalahkan atas serangan torpedo kepada kapal perang Korsel pada tahun 2010, dengan tewasnya 46 pelaut. Pemerintah Korut membantah terlibat, seperti dilansir di BBC, Ahad (25/2).
Keluarga korban dan anggota parlemen konservatif Korsel mengadakan demonstrasi, mencoba untuk menghalangi perjalanan delegasi ini ke perbatasan. Diplomasi olah raga datang pada saat hubungan yang membaik antara kedua Korea.
Di Olimpiade Musim Dingin, Korea Utara dan Korea Selatan bergerak di bawah satu bendera pada upacara pembukaan, dan kemudian menerjunkan tim hoki es wanita bersatu. Namun, para ahli telah memperingatkan bahwa perkembangan terakhir tidak mengakhiri ketegangan regional yang mendasarinya, terutama setelah uji coba rudal dan rudal tahun lalu yang dilakukan oleh Korut.
Delegasi AS di Olimpiade, yang mencakup putri Presiden Donald Trump, Ivanka, telah mengesampingkan pertemuan dengan pejabat Korut. Pada hari Jumat (23/2), Washington mengumumkan satu set sanksi baru terhadap Korut.
Semenanjung Korea telah terbelah sejak perang tahun 1950-1953 dan kedua belah pihak tidak pernah menandatangani sebuah perjanjian damai.
Olimpiade Musim Dingin akan terikat dalam manuver geo-strategis hingga ke pemadaman api. Di tengah panggung untuk upacara penutupan dalam beberapa jam mendatang akan menjadi tokoh politik dari Amerika Serikat dan Korea Utara.
Pyongyang telah mengirim seorang kepala intelijen militer yang dituduh merencanakan beberapa serangan ke selatan dan puluhan pemrotes berkumpul di perbatasan untuk menentang Jenderal Kim memasuki negara tersebut.
Sementara itu AS akan diwakili oleh putri presiden, Ivanka Trump. Pejabat mengatakan tidak ada rencana bagi keduanya untuk bertemu di dalam stadion utama saat mereka menonton acara.