Ahad 25 Feb 2018 18:55 WIB

Netanyahu Kembali Diinterogasi Polisi atas Kasus Korupsi

Netanyahu diduga menyuap pejabat pertahanan Israel agar mereka membeli kapal selam.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Benjamin Netanyahu
Foto: wonkette.com
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan kembali menjalani interogasi oleh polisi pekan ini sebagai bagian dari penyelidikan atas dua kasus korupsi yang berbeda. Netanyahu diperkirakan akan ditanyai sebelum melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) pada Kamis (1/3), untuk berbicara di Konferensi Kebijakan AIPAC dan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

Salah satu kasus yang menjeratnya adalah Kasus 3000, mengenai dugaan penyuapan sebesar lebih dari 1 miliar dolar AS untuk memasok kapal laut dan kapal selam ke Israel dalam kontrak dengan perusahaan ThyssenKrupp dari Jerman. Netanyahu diduga menyuap pejabat pertahanan Israel agar mereka membeli kapal selam dari Jerman itu.

Sementara kasus kedua disebut Kasus 4000, yang melibatkan situs berita Walla milik Bezeq yang mendapat keuntungan khusus setelah memberikan pemberitaan positif mengenai Netanyahu.

Dalam kasus kedua ini, saat menjabat sebagai Menteri Komunikasi pada 2014-2017, yang beriringan dengan jabatannya sebagai perdana menteri, Netanyahu diduga melakukan intervensi untuk membantu kelompok Bezeq, yang dikendalikan oleh Shaul Elovitch. Sebagai gantinya, Elovitch, yang merupakan teman lama Netanyahu, diduga memerintahkan situs berita Walla untuk memberikan liputan yang menguntungkan bagi Netanyahu dan istrinya, Sara.

"CEO situs berita tersebut mengatakan kepada polisi, Elovitch telah menyetujui untuk menulis berita menguntungkan bagi sayap kanan, anggota parlemen dari Partai Likud, dan [Avigdor] Lieberman, serta Bibi [Netanyahu], Sara, dan anak laki-lakinya [Yair]," tulis Israel Television News Company.

CEO situs berita Walla, Ilan Yeshua, juga bersaksi dengan mengatakan Elovitch telah memerintahkan karyawan Walla untuk menyerang Menteri Pendidikan Naftali Bennett, ketua partai Habayit Hayehudi. "Elovitch mengatakan dia ingin membuat Walla menjadi situs Zionis yang religius. Itu bohong. Ada perintah untuk menyerang Naftali Bennett. Untuk menyerangnya dengan keras," kata Yeshua, dikutip Haaretz.

Pada 2017, Elovitch juga dilaporkan telah mencoba mempengaruhi dewan perusahaan untuk memecat Yeshua sebagai CEO situs tersebut. Menurut Yeshua, ini terjadi setelah dia memutuskan untuk menyewa jurnalis freelance untuk bekerja di situs tersebut.

Channel 10 juga melaporkan, Sara Netanyahu pernah mengirim pesan kepada istri Elovitch, Iris, dan mendesaknya untuk memecat editor Walla yang menerbitkan artikel yang tidak menyenangkan tentang dia.

"Tidak bisa terus seperti ini. Kupikir kita sudah membicarakan ini. Ini sudah berlangsung terlalu lama. Mengapa saya harus membaca hal-hal seperti ini di situs Anda? Lakukan sesuatu tentang ini," tulis Sara saat itu, menurut Channel 10.

Menurut jajak pendapat, Partai Likud Netanyahu masih akan menjadi partai terbesar di Israel jika pemilihan umum diadakan sekarang. Data yang diterbitkan oleh "Meet the Press" versi Israel menunjukkan, Partai Likud akan memenangkan 28 kursi di Knesset.

Sementara itu, partai moderat Yesh Atid akan memenangkan 24 kursi, Zionist Union akan menempati posisi ketiga dengan 15 kursi yang diikuti dengan Joint List dengan 12 kursi. Partai sayap kanan Habayit Hayehudi dan partai moderat Kulanu masing-masing akan memenangkan sembilan kursi.

Yisrael Beiteinu dan United Torah Yudaisme masing-masing mendapatkan tujuh kursi. Partai sayap kiri Meretz akan mempertahankan enam kursi, sementara Shas akan menurunkan satu kursi menjadi lima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement