REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Badai angin liar meluluhlantakkan atap sekolah dasar, meratakan pergudangan dan membuat ternak terlantar di kota pedalaman Wheatbelt, Australia Barat. Badai parah yang menerjang wilayah selatan Perth, Ahad (25/2) menyisakan kerusakan di wilayah selatan negara bagian tersebut.
Biro Meteorologi setempat menyatakan curah hujan 46 milimeter terjadi di kota Kulin, 280 kilometer di timur Perth, dengan kecepatan angin 80 kilometer per jam. Seorang warga Kulin bernama Simon Noble menjelaskan bahwa istri dan anaknya harus berlindung di dapur sementara dia sendiri terpisah dan terpaksa berlindung di gudang saat badai terjadi kemarin siang.
"Saya ada di gudang tua tepat di dekat rumah. Saya beruntung berada di sana karena gudang yang hilang diterjang badai," jelas Simon.
"Angin sangat kencang dan berikutnya saya melihat atap seng terbang ... ada teras rumah yang melayang di atas rumah saya," paparnya.
"Saya melihat keluar dan gudang baru itu sudah menimpa traktor saya," ujarnya lagi.
Setelah badai berlalu, Simon melihat perabotan terasnya sudah berada di lahan tetangganya sekitar satu kilometer jauhnya.
Grant Tuckwell, petani di Kondinin mengatakan kota kecil ini tampak seperti "zona perang", dan pepohonan roboh di seluruh wilayah kota itu. "Kami melewati sekolah dan melihat atapnya sudah berada di seberang jalan," katanya.
"Pepohonan roboh dimana-mana. Tiang listrik dan pagar-pagar jatuh. Semua warga berusaha menguatkan hati dan coba membersihkan kerusakan," katanya.
'Hujan menembus jendela'
Layanan Kebakaran dan Darurat kota Kondinin mengatakan enam atap rumah hilang dan tiang-tiang listrik jatuh di mana-mana. Kapten Roger Northey menjelaskan belum ada laporan korba luka, namun mereka harus melakukan banyak pembersihan beberapa hari ke depan.
"Saya di kota saat itu. Saya belum pernah mengalami hal setegang ini dalam hidupku," katanya.
"Begitu derasnya hujan sehingga hujannya menembus pelapis jendela aluminium," ujarnya.
"Memang begitu deras dan angin begitu kencang terus bertiup tanpa henti," tambah Northey.
Ahli meteorologi Kim Westcott menjelaskan tekanan rendah yang bergerak lambat menyebabkan petir dan banyak hujan di wilayah selatan Australia Barat dalam beberapa hari ini. Badai kini bergerak dari Perth ke Wheatbelt, dan diperkirakan akan bergerak ke Australia Selatan dan kian melemah.
Dia menjelaskan meski badai musim panas bukan hal yang tak biasa sepanjang tahun ini, namun sudah cukup lama kawasan ini tidak diterjang hujan lebat. Dia mengingatkan warga harus mempersiapkan diri untuk cuaca buruk.
"Ini bisa mengejutkan," kata Westcott. "Bersihkan selokan, amankan barang-barang saat badai kian mendekat, karena badai ini bisa sangat besar seperti yang kita lihat beberapa hari lalu."
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.