REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menegaskan, pada Selasa (27/2), dia akan merombak kabinetnya untuk memberikan tanggung jawab lebih besar kepada generasi penerus yang akan mendukung penggantinya.
Lee, putra sulung pendiri Singapura, Lee Kuan Yew dan perdana menteri negara bagian ketiga sejak kemerdekaan pada 1965, mengatakan pada Oktober lalu bahwa dia siap untuk mundur dalam beberapa tahun mendatang.
Dia mengatakan, sebuah pemilihan baru dapat berlangsung kapan saja sebelum awal 2021, ketika masa jabatan parlemen berakhir. Penggantinya, kata ia, kemungkinan akan muncul dari kabinet saat ini.
"Saya akan merombak kembali kabinet setelah sidang Parlemen untuk memberi anggota yang lebih muda pemaparan dan tanggung jawab lebih banyak. Dengan cara ini, penggantinya akan didukung oleh tim yang lebih kuat dan berpengalaman, berkomitmen untuk memimpin Singapura ke masa depan yang lebih baik dan lebih cerah," kata Lee dalam akun Facebook-nya.
Lee mengatakan, parlemen akan dibuka kembali pada Mei setelah reses jangka menengah.
Analis media dan politik Singapura mengatakan, Menteri Keuangan Heng Swee Keat, Menteri Pendidikan Ong Ye Kung dan anggota kabinet Chan Chun Sing adalah pesaing untuk menjadi pemimpin negara tersebut.
Wakil Perdana Menteri Tharman Shanmugaratnam, juga disebut sebagai penerus potensial. Namun ia telah berulang kali mengatakan tidak menginginkan jabatan tersebut.
Mantan perdana menteri Goh Chok Tong, mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook pada Desember lalu bahwa dia berharap para pemimpin Singapura saat ini dapat memilih penerus potensial Lee dalam waktu enam sampai sembilan bulan.
Lee menanggapi dengan mengatakan prosesnya mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama.
Pada pemilihan umum 2015, partai People's Action Party (PAP) memenangkan hampir 70 persen suara rakyat dan dan memiliki jumlah mayoritas di parlemen. PAP hanya menyisakan enam dari 89 kursi parlemen. Bagian suara terendah partai tersebut adalah 60 persen di 2011.