Selasa 27 Feb 2018 16:40 WIB

WHO Peringatkan Wabah Kolera di Yaman Terus Memburuk

Gelombang penyebaran pertama wabah kolera pada April.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan wabah kolera  di Yaman akan terus memburuk. WHO memprediksi, penyebaran penyakit mematikan tersebut akan meningkat dalam dua bulan ke depan bersamaan dengan datangnya musim penghujan.

"Biasanya penyebaran penyakit akan bertambah bersamaan dengan datangnya musim tersebut," kata Wakil Direktur Persiapan dan Respon Keadaan Darurat Peter Salama seperti diwartakan Aljazirah, Selasa (27/2).

WHO memperkirakan gelombang peningkatan penyebaran kolera di Yaman akan terjadi dalam dua tahap. Menurut Peter Salama, gelombang penyebaran pertama akan terjadi pada April dan potensi kenaikan penderita selanjutnya akan terjadi pada Agustus.

Dia menjelaskan, kolera merupakan penyakit yang mudah menyebar melalui air atau makanan yang telah dikonsumsi warga yang telah terpapar. Kontaminasi akan terus berlanjut dengan cara serupa kepada warga lainnya mengingat kondisi yang terjadi di Yaman saat ini.

Salama mengatakan, kolera sebenarnya penyakit yang dapat dicegah meski terbilang mematikan. Dia melanjutkan, perkembangan penyakit dalam tubuh penderita baisanya akibat buruknya infrastruktur sanitasi dan limbah. Secara keseluruhan, tambahnya, penyakit kolera memliki angka kematian antara 0,2 hingga 0,3 persen.

Meski demikian, pencegahan penyebaran penyakit itu terhambat oleh peperangan yang terjadi di negara tersebut.  Salama mengatakan, konflik yang terjadi antara pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang dibantu Arab Saudi melawan milisi Houti yang dibantu Iran merusak sistem perawatan kesehatan yang ada di negara itu.

"Kami sangat khawatir dengan sistem kesehatan yang sedang runtuh menjadi hancur sepenuhnya dan akan membawa lebih banyak infeksi dan penderitaan," katanya.

Berdasarkan catatan, angka penderita kolera di Yaman telah mencapai satu juta jiwa pada Desember tahun lalu. Penyakit tersebut juga telah merenggut lebih dari 2200 nyawa penduduk.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya juga mengeluhkan minimnya pasokan makanan ke negara tersebut. Menurut PBB, hal tersebut akan membawa Yaman pada wabah kelaparan jika perang saudara yang terjadi tidak segera diakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement