REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengeran Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Inggris pada 7 Maret mendatang. Pangeran Salman dikabarkan akan menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk membicarakan isu seputar ekstremisme dan reformasi sosial.
Juru bicara Kantor Perdana Menteri Inggris menyampaikan, kunjungan Pangeran Salman akan menandai era baru hubungan bilateral Inggris dan Saudi. Kedua negara akan mencakup kerja sama lebih luas yang saling memberi manfaat, demikian dilansir Reuters, Selasa (27/2).
''Kunjungan ini juga akan membuka peluang pendekatan kerja sama internasional terkait tantangan seperti terorisme, ekstremisme, dan konflik yang mengakibatkan krisis kemanusiaan serta isu regional lain seperti Irak dan Suriah,'' demikian disampaika juru bicara Kantor Perdana Menteri Inggris.
May sendiri telah mendiskusikan rencana kunjungan Pangeran Salman di kabinetnya pada Selasa (27/2). Salah satu yang dibahas adalah antisipasi kemungkinan pencatatan pasar sekunder hasil penawaran saham perdana (IPO) BUMN minyak Saudi, Saudi Aramco.
IPO Aramco di akhir 2018 akan jadi yang terbesar dalam sejarah di tengah tarik-menarik Inggris dan AS untuk menjadi negara tempat saham Aramco dicatatkan di pasar sekunder. ''Fakta bahwa ada potensi pencatatan saham Aramco terus didiskusikan,'' kata juru bicara Perdana Menteri Inggris.
Dalam pernyataan terpisah usai rapat kabinet, May mengatakan kunjungan Pangeran Salman akan memungkinkan Inggris untuk bicara terbuka seputar area yang jadi perhatian bersama seperti masalah Yaman dan Timur Tengah.
Kunjungan Pangeran Salman ke Inggris ini jadi kunjungan pertama setelah ia ditunjuk menjadi pangeran mahkota pada Juni 2017 lalu. IPO Aramco masuk dalam agenda Visi 2030 Saudi yang ia pimpin.