Rabu 28 Feb 2018 12:58 WIB

PBB Indikasikan Korut Kirim Bahan Senjata Kimia ke Suriah

Ada sedikitnya 40 pengiriman dari Korut ke Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dua orang anak memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Desa Shifunieh, Ghouta Timur, Suriah, Ahad (25/2).
Foto: Mohammed Badra/EPA-EFE
Dua orang anak memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Desa Shifunieh, Ghouta Timur, Suriah, Ahad (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para ahli PBB menemukan indikasi Korea Utara (Korut) memasok bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi senjata kimia di Suriah. Namun belum ada keterangan resmi dari PBB terkait hal ini.

Laporan PBB yang belum dirilis namun berhasil dikutip oleh New York Times menyebut, Korut telah menyuplai bahan-bahan seperti ubin tahan asam, katup, dan termometer ke Suriah.  Penyidik PBB juga mengatakan,  pakar rudal Korut terlihat bekerja di fasilitas senjata kimia dan rudal Suriah.

Menurut laporan PBB, sedikitnya terdapat 40 pengiriman yang tidak dilaporkan dari Korut ke Suriah antara tahun2012-2017. Termasuk bagian rudal balistik dan persediaan yang dilarang.

"Perdagangan antara Korut dan Suriah menimbulkan risiko serius yang memungkinkan Suriah untuk mempertahankan senjata kimia dan Korut untuk mendanai program nuklirnya," kata laporan dengan tebal 200 halaman tersebut.

 

photo
Beberapa bayi memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Desa Shifunieh, Ghouta Timur, Suriah, Ahad (25/2).

Laporan ini juga mengkritik Cina dan Rusia. Kedua negara itu dinilai memberi kelonggaran kepada Korut untuk tetap melakukan perdagangan lintas negara.

 

Rusia dan Cina dianggap gagal menerapkan sanksi Dewan Keamanan PBB untuk Korut. Juru bicara PBB Stephane Dujarric belum merespons tentang bocornya laporan tersebut.

 

Namun ia mengatakan semua negara harus mematuhi sanksi yang telah dijatuhkan kepada Korut. "Saya pikir pesan menyeluruhnya adalah bahwa semua negara anggota memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mematuhi sanksi yang sudah diletakkan, ujarnya.

 

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berulang kali ditudingmenggunakan senjata kimia terlarang sepanjang perang sipil Suriah.  Meskipun Suriah telah menandatangani Konvensi Senjata Kimia pada 2013 dan berjanji menghancurkan seluruh persediaan senjata kimia,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement