Rabu 28 Feb 2018 16:47 WIB

Nigeria Selidiki Penculikan Siswi di Sekolah

Militer Nigeria telah menyelamatkan sekitar 80 siswa korban penculikan.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Seorang polisi mengamankan aksi unjuk rasa memprotes penculikan anak yang dituduhkan dilakukan oleh kelompok Boko Haram di Lagos, Nigeria.
Foto: AP/Sunday Alamba
Seorang polisi mengamankan aksi unjuk rasa memprotes penculikan anak yang dituduhkan dilakukan oleh kelompok Boko Haram di Lagos, Nigeria.

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Pemerintah Nigeria mengatakan telah membentuk sebuah panel untuk menyelidiki penculikan 110 anak perempuan dari sekolah mereka pekan lalu yang diduga dilakukan oleh anggota kelompok ekstremis Boko Haram. Militer Nigeria telah menyelamatkan sekitar 80 siswa korban penculikan tersebut.

Menteri Informasi dan Budaya Nigeria Lai Mohammed mengatakan seorang mayor jenderal akan memimpin panel badan keamanan Nigeria yang akan memeriksa keamanan sekolah tersebut dan melakukan pemeriksaan di kota utara, Dapchi di Negara Bagian Yobe, sebelum serangan tersebut terjadi.

Militer telah menarik diri dari Dapchi sebelum serangan 19 Februari. Penarikan tersebut dilakukan karena militer membutuhkan pasukannya di tempat lain dan mengklaim keamanan diserahkan ke polisi.

Namun polisi menyangkal hal itu. Polisi mengatakan militer tidak pernah mempercayakan keamanan pada pihaknya.

Nigeria mengatakan gadis-gadis yang hilang dari Government Girls Science and Technical College berkisar antara 11 sampai 19 orang. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar pembebasan segera dilakukan dan tanpa syarat dari semua gadis yang hilang. PBB juga meminta jaminan keamanan dari korban penculikan tersebut untuk kembali ke keluarga mereka.

Guterres juga mendesak pemerintah Nigeria segera membawa orang-orang yang bertanggung jawab atas penculikan tersebut ke pengadilan. PBB juga mengulangi dukungannya kepada Nigeria dan negara-negara di kawasan tersebut dalam perang melawan terorisme mereka.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement