REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang pejabat keamanan Rusia mengatakan, Amerika Serikat (AS) membangun 20 pangkalan militer di wilayah-wilayah yang dikendalikan Kurdi, di Suriah bagian timur laut.
"Interferensi eksternal yang sedang berlangsung di krisis Suriah mencegah stabilitas dan kembalinya perdamaian ke Suriah. Misalnya, pembentukan sekitar 20 pangkalan militer di daerah-daerah yang dikendalikan oleh Kurdish Democratic Union Party atau PYD," kata Asisten Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Alexander Venediktof, dikutip Middle East Monitor, Jumat (2/3).
Selain itu Venediktof juga mengungkapkan bahwa AS mendukung suku Kurdi dengan senjata terbaru.
Menurut laporan Asharq Alawsat, sejak dimulainya konflik pada 2011, YPG dan sekutunya telah mendirikan tiga daerah otonom di utara, termasuk Afrin. Lingkup pengaruh mereka berkembang saat mereka merebut wilayah yang dikuasai ISIS dengan bantuan AS. Meskipun Washington menentang rencana otonomi mereka seperti halnya rezim Suriah.
Dukungan AS kepada pasukan Kurdi Suriah menimbulkan kemarahan Ankara, yang memandang mereka sebagai ancaman di sepanjang perbatasannya. Turki menyebut mereka teroris dan perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang telah dilarang di Turki karena melakukan pemberontakan selama tiga dekade di tanah Turki.