Sabtu 03 Mar 2018 09:02 WIB

Kelompok Kurdi YPG Disebut Gusur Rumah Warga Suriah

Tak sedikit warga yang memilih mengungsi ke Turki.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Turki dan milisi Suriah pro-Turki mencoba mengambil alih bukit Bursayah yang memisahkan Afrin yang dikuasai Kurdi dengan Kota Azaz, Suriah yang dikuasai Turki, 28 Januari 2018. Hampir sebulan operasi militer Turki berlangsung di Afrin.
Foto: AP Photo
Pasukan Turki dan milisi Suriah pro-Turki mencoba mengambil alih bukit Bursayah yang memisahkan Afrin yang dikuasai Kurdi dengan Kota Azaz, Suriah yang dikuasai Turki, 28 Januari 2018. Hampir sebulan operasi militer Turki berlangsung di Afrin.

REPUBLIKA.CO.ID, SANLIURFA -- Kelompok Kurdi YPG/PKK disebut telah mengusur warga Suriah dari rumah mereka dan meratakan 330 rumah penduduk di satu desa di wilayah timur Suriah, Deir ez-Zor. Akibat banyak warga yang saat ini berusaha mencari perlindungan di Turki.

 

Ada 15 warga yang di antaranya tinggal sementara di tenda-tenda di Provinsi Sanliurfa tenggara. "Setelah mereka mengusir dari rumah kami, mereka menghancurkan 330 rumah di desa ini, dengan menggunakan alat berat," kata salah seorang warga, Naser Saleh, seperti dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Sabtu (3/3).

Saleh mengatakan, di negara sendiri mereka harus hidup di bawah penindasan oleh kelompok ISIS. Dan sekarang, mereka menjadi sasaran kelompok YPG/PKK. Seluruh isi rumah, juga dijarah, dan tidak membiarkan warga memanen hasil dari ladang sendiri.

Kelompok YPG/PKK itu, lanjut Saleh, juga membawa salah satu kerabatnya dengan paksa lalu dibunuh. Setelah itu, jenazahnya pun tidak diserahkan kepada keluarga. Ia mengaku hanya bisa menemukan tulang belulangnya setelah beberapa saat.

 

Baca juga, Erdogan: Turki akan Kepung Afrin.

 

Saleh dalam kesempatan itu juga mengecam dukungan yang diberikan Amerika Serikat kepada kelompok YPG/PKK. Menurutnya, Dukungan AS ini telah merugikan dan membuat warga Suriah yang menderita. "Kami orang Suriah yang menderita karenanya," katanya.

Saleh dan keluarganya akan bertolak ke Turki untuk mencari tempat yang aman, dan akan kembali setelah bebas dari ancaman teror.

Warga lain, Hasina Mohammed, mengatakan sudah tinggal di tenda-tenda pengungsian sejak musim dingin lalu karena tindakan brutal kelompok YPG/PKK. Kelompok ini disebutnya telah mengambil alih dan menghancurkan rumahya.

"Jika itu tidak terjadi, kami pun tidak akan mengalami kesulitan dengan dua anak kecil seperti saat ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement