REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tentara Israel, pada Sabtu (3/3), menembak seorang warga Palestina di dekat perbatasan Jalur Gaza dan Israel hingga tewas. Penembakan dilakukan karenawarga Palestina itu mendekati daerah terlarang di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pria yang ditembak tentara Israel hingga tewas itu adalah seorang petani yang berada di lahannya sendiri. Militer Israel memang membatasi ruang gerak warga Palestina yang tinggal di wilayah kekuasaan Hamas untuk mendekati perbatasan. Tak jarang warga sipil Palestina di sana menjadi sasaran kekerasan tentara Israel.
Ada CCTV, Israel Tetap Sangkal Serang Warga Palestina
"Tersangka (Petani Gaza-red) telah mendekati daerah terlarang di Jalur Gaza selatan. Prajurit kemudian melepaskan tembakan peringatan ke udara, dan ketika tersangka tak berhenti, mereka melepaskan tembakan ke arahnya," kata juru bicara militer Israel.
Jalur Gaza merupakan daerah yang diblokade penuh oleh Israel. Blokade ini telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Warga di sana kesulitan mengakses layanan kesehatan serta hidup dengan pasokan listrik yang sangat minim.
Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan setidaknya dibutuhkan 1,4 juta lite rbahan bakar untuk menjaga pasokan listrik guna memastikan fasilitas penting di Gaza tetap berfungsi dan beroperasi. Fasilitas kesehatan merupakan yang terpenting dan harus terus beroperasi mengingat Gaza adalah daerah yang diblokade.
Masyarakat di Jalur Gaza dilaporkan membutuhkan pasokan listrik sebesar 600 megawatt. Namun Gaza hanya mendapatkan suplai sebesar 120 megawatt dari Israel dan 32 megawatt dari Mesir. Sementara pembangkit listrik yang ada di Gaza hanya mampu menghasilkan listrik sebesar 60 megawatt.