Ahad 04 Mar 2018 17:05 WIB

Pangeran Mohammed bin Salman Kunjungi Mesir

Kunjungan itu dimanfaatkan untuk mempererat hubungan bilateral.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agus Yulianto
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Foto: AP
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman melakukan kunjungan resmi ke Mesir pada Ahad (4/3). Kunjungan ini akan dimanfaatkan Mohammed bin Salman untuk mempererat hubungan bilateral.

"Dipilihnya Mesir oleh Pangeran Mohammed untuk perjalanan luar negerinya sebagai putra mahkota menegaskan kembali kerja sama Saudi-Mesir di tingkat tertinggi," kata seorang sumber di pemerintahan Saudi, dikutip laman Al Arabiya.

Dia mengatakan, terdapat beberapa isu yang akan dibahas Mohammed bin Salman selama berada di Mesir. Pembicaraan akan mencakup konflik Yaman, pengaruh Iran di kawasan, serta kerja sama kontra-terorisme.

Selain itu, kunjungan ke Mesir akan dimanfaatkan Mohammed bin Salman untuk menarik investor agar menanamkan modalnya di Saudi. Ini merupakan tindak lanjut dari operasi anti-korupsi yang telah digagas dan dipimpin oleh Mohammed bin Salman pada November 2017. Selain mengembalikan aset pemerintah yang digelapkan, operasi anti-korupsi ini memang bertujuan menarik minat pebisnis untuk berinvestasi.

Setelah Mesir, Mohammed bin Salman telah dijadwalkan melakulan kunjungan resmi ke beberapa negara. Dalam beberapa pekan mendatang, ia dijadwalkan akan berkunjung ke Prancis.

Selain Prancis, Mohhamed bin Salman juga mengunjungi Inggris. Pemerintah Inggris menyambut hangat rencana kunjungan ini. Menurut Inggris kunjngan Mohammed bin Salman akan sangat membantu peningakatan kerja sama antara Inggris dan Saudi dalam menghadapi ancaman terorisme dan ekstremisme.

Sosok Mohammed sempat menjadi pusat sorotan ketika memimpin operasi anti-korupsi di Saudi. Tanpa tebang pilih, operasi ini berhasil menciduk puluhan pejabat, termasuk pangeran, yang diyakini melakukan korupsi. Tidak hanya ditahan, aset mereka yang ditangkap pun diburu hingga ke luar negeri guna dikembalikan ke pemerintah.

Operasi anti-korupsi ini sempat memicu dugaan miring terhadap Mohammed bin Salman. Ia disebut-sebut menggunakan operasi anti-korupsi tersebut guna meringkus dan menghabisi tokoh-tokoh di lingkaran Kerajaan Saudi yang bertentangan dengan cara pandangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement