REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan mulai merekrut astronaut sipil untuk mendorong program luar angkasa yang ditopang militer serta meningkatkan jumlah misi luar angkasa berawak dalam dua tahun ke depan.
Di sela-sela seremoni Parlemen Cina, Deputi Direktur Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak Cina, Yang Liwei mengatakan rekrutmen tahap tiga yang akan Cina lakukan akan mencakup rekrutmen dari industri, lembaga riset, dan universitas. Mereka akan membantu membangun dan menjadi awak di stasiun luar angkasa mandiri Cina, Ahad (4/3).
Para astronaut yang dipilih termasuk mereka yang memiliki kemampuan perawatan mesin, beberapa spesialis, dan pilot. Yang adalah astronaut asal Cina pertama yang mengudara ke luar angkasa pada 2003.
Cina telah memilih 14 astronaut atau yuhangyuan dalam Bahasa Cina sebanyak tujuh orang akhir 1990-an dan tujuh orang lain pada 2010, termasuk dua orang astronaut wanita. Sejauh ini, sudah 11 astronaut yang sudah pernah dikirim ke luar angkasa dalam enam misi.
Saat ini Cina mengoperasikan stasiun luar angkasa Tiangong 2 dan rencananya Cina akan meluncurkan stasiun permanen berbobot 20 ton tahun ini. Stasiun luar angkasa utuh berbobot 60 ton diharapkan bisa berfungsi utuh pada 2022 dan beroperasi setidaknya untuk satu dekade.
Cina dikeluarkan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional utamanya karena AS keberatan, selain juga karena pengoperasian stasiun luar angkasa Cina lebih untuk urusan militer. Sejak Cina mengirim misi luar angkasa berawak pertamanya, Cina berhasil mendaratkan astronautnya di bulan. Cina menjadi negara ke tiga setelah AS dan Rusia melakukannya.
Misi serupa itu di Mars untuk mengumpulkan dan membawa kembali sampel ke bumi rencananya akan dilakukan pada 2020. Cina juga menargetkan jadi negara pertama yang mendarat di sisi terjauh di bulan.