Senin 05 Mar 2018 12:45 WIB

Gedung Putih Tuduh Rusia Bunuh Warga Sipil di Ghouta

Presiden Suriah Bashar al-Assad mengegaskan tidak akan mengendurkan serangan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Winda Destiana Putri
Donald Trump
Foto: time.com
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia bertanggung jawab atas meninggalnya sejumlah warga sipil di Suriah. Tudingan itu dilontarkan menyusul penampakan pesawat tempur Rusia di Ghouta Timur saat gencatan senjata dimulai.

"Rusia telah mengabaikan kesepakatan gencatan senjata untuk membunuh warga sipil yang tidak berdosa di bawah pengawasan operasi kontra-terorisme yang salah," kata pernyataan resmi Gedung Putih, Senin (5/3).

AS mengatakan, pesawat tempur Rusia lepas landas dari bandara militer Humaymim di Suriah. Jet tempur tersebut, Gedung Putih melanjutkan, kemudian melancarkan sedikitnya 20 kali serangan ke Damaskus dan Ghouta Timur antara 24 hingga 28 Februari kemarin.

Kendati, pernyataan tersebut tidak mengatakan secara spesifik apakah pesawat tersebut benar menjatuhkan artileri ke kawasan tersebut. Namun pesawat itu terpantau radar AS terbang melintasi kawasan. Melihat hal itu, AS langsung menuduh Moskow telah membunuh warga sipil.

Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengegaskan tidak akan mengendurkan serangan di Ghouta Timur. Kendali atas Ghouta menjadi kemenangan besar bagi pemerintahan Assad yang didukung Rusia dan Iran.

Lembaga Observasi Hak Asasi Manusia Suriah mencatat, serangan yang diluncurkan militer di Ghouta Timur sejauh ini telah menewaskan sekitar 659 orang. Komisioner Tinggi HAM PBB mengatakan, serangan yang dilakukan pemerintah Suriah itu dapat diperhitungkan sebagai sebuah kejahatan perang.

Dalam pernyataan terpisah, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berkomitmen untuk bekerja bersama mengakhiri krisis kemanusiaan di Suriah. Kedua kepala negara tersebut berniat mempersatukand unia arab sambil menegakan keeamanan di kawasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement