Selasa 06 Mar 2018 00:59 WIB

Pertama Kali, Kim Jong-un Makan Malam dengan Pejabat Korsel

Delegasi Korsel membicarakan soal dialog dan denuklirisasi Korea.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Kim Jong-un
Foto: AP
Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, PYEONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyelenggarakan makan malam untuk delegasi senior Korea Selatan (Korsel).  Ini pertemuan pertama pejabat Seoul bertemu dengan Kim Jong-un sejak dia mulai menjabat pada tahun 2011.

Seperti dilansir BBC, tim beranggotakan 10 orang tersebut berada di Pyongyang untuk melakukan pembicaraan yang sebagiannya bertujuan untuk memulai kembali dialog antara Korut dan AS.

 

Baca juga,  Tak Biasa, Kim Jong-un Ajak Korsel Berdialog.

 

Dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, delegasi Korsel termasuk dua utusan tingkat menteri, kepala intelijen Suh Hoon dan penasihat keamanan Nasional Chung Eui-yong.

Radio pemerintah Korut sebelumnya mengatakan, delegasi tersebut telah bertemu di bandara oleh Ri Son-gwon.

Selama kunjungan dua hari tersebut, kelompok Korsel akan fokus pada penetapan kondisi untuk pembicaraan yang bertujuan untuk menyingkirkan senjata nuklir Korut serta dialog antara AS dan Pyongyang.

Chung sebelumnya mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa dia akan memberikan keputusan Presiden Moon Jae-in untuk mempertahankan dialog dan perbaikan hubungan antara Korsel dan Korut.

"Saya berencana untuk mengadakan diskusi mendalam mengenai berbagai cara untuk melanjutkan pembicaraan antara tidak hanya dengan Selatan dan Utara, tapi juga Utara dan Amerika Serikat," katanya menambahkan.

Presiden AS Donald Trump pada Sabtu mengatakan bahwa AS akan siap untuk bertemu dengan Korut. Namun, ia menegaskan, Pyongyang pertama-tama harus denuklirisasi terlebih dahulu.

 

"Sikap AS yang ditunjukkan setelah kita mengklarifikasi niat kita untuk dialog memaksa kita untuk hanya berpikir bahwa AS tidak tertarik untuk melanjutkan dialog," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh media pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement