Selasa 06 Mar 2018 03:20 WIB

Aktivis Palestina: Facebook Dukung Israel

Facebook dinilai telah memblokir ratusan akun warga Palestina.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Facebook
Foto: AP/Ben Margot
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Puluhan wartawan Palestina menggelar demonstrasi di luar kantor PBB di Kota Gaza untuk memprotes praktik Facebook memblokir akun warga Palestina.

Demonstran menggelar spanduk bertuliskan "Facebook terlibat dalam kejahatan Israel" dan "Facebook mendukung pendudukan Israel", seperti dilansir Aljazirah, Selasa (6/3).

Berbicara pada demonstrasi pada Senin (5/3), yang diselenggarakan oleh Komite Dukungan Wartawan, sebuah LSM Palestina, Salama Maarouf, juru bicara Hamas menggambarkan platform media sosial populer ini sebagai pelanggar kebebasan menyampaikan pendapat dan berekspresi.

"Facebook memblokir kira-kira 200 akun Palestina tahun lalu, dan seratus lainnya sejak awal 2018, dengan dalih palsu."

Dia menegaskan, sekitar 20 persen akun Facebook Israel secara terbuka menghasut kekerasan terhadap orang-orang Palestina tanpa menghadapi ancaman penutupan.

 

Pada akhir 2016, Facebook menandatangani sebuah perjanjian dengan Kementerian Kehakiman Israel. Dalam perjanjian itu mereka berjanji untuk memantau konten di akun Palestina.

Pada Maret 2017, Facebook secara singkat menutup halaman Fatah, partai yang mendominasi Otoritas Palestina (PA), setelah merilis foto lama pemimpin terakhir Yasser Arafat yang memegang senapan. Sebuah halaman satire politik, Mish Eek, yang kritis terhadap Israel dan PA, telah ditutup dan dibuka kembali beberapa kali.

Platform media sosial tidak menolak konten karena alasan politis secara terang-terangan, tetapi mereka menolak apa yang mereka anggap ucapan kebencian atau memicu kekerasan, dan bentuk penyalahgunaan daring lainnya yang dilaporkan orang kepada administrator. Namun, wartawan dan aktivis Palestina mengatakan, ada standar ganda mengenai penegakan kebijakan platform tersebut.

Wartawan dan aktivis Palestina telah menciptakan kelompok pengawas media sosial mereka yang disebut Sada Social. Sada Social diluncurkan pada September 2017 oleh tiga wartawan Palestina, dengan tujuan mendokumentasikan 'pelanggaran terhadap konten Palestina' di jejaring sosial seperti Facebook dan YouTube, dan untuk bekerja sama dengan eksekutif mereka untuk memulihkan beberapa halaman dan akun yang telah ditutup.

Iyad Alrefaie, salah satu pendiri Sada Social, awal tahun ini mengatakan, ada kesenjangan yang sangat besar antara orang-orang Palestina dan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement