Selasa 06 Mar 2018 17:07 WIB

Rusia Tawarkan Jalan Keluar Aman Bagi Militan di Suriah

Pemerintah Rusia tidak memberikan penjelasan lebih rinci tujuan para militan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Petugas Pertahanan Sipil Suriah memadamkan api di sebuah toko yang terbakar karena serangan udara pasukan Suriah dan gerilyawan di Ghouta, pinggiran Damaskus, Selasa (20/2).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Petugas Pertahanan Sipil Suriah memadamkan api di sebuah toko yang terbakar karena serangan udara pasukan Suriah dan gerilyawan di Ghouta, pinggiran Damaskus, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GHOUTA -- Pemerintah Rusia telah menawarkan jalan keluar yang aman bagi para militan yang berada di Ghouta Timur, Suriah. Meski demikian, mereka diminta untuk memberikan pertahanan terakhir yang berada di dekat Damaskus kepada Preiden Suriah Bashar al-Assad.

Menteri Pertahanan Rusia menjamin keselamatan para militan beserta keluarga mereka. Rusia mengatakan, nantinya militan dan keluarga mereka akan dievakuasi melalui koridor yang aman keluar Ghouta Timur. Meski demikian, penawaran yang dilontarkan pemerintah Rusia tidak memberikan penjelasan lebih rinci kemana para militan itu akan pergi.

Persyaratan serupa sempat dilakukan Presiden Assad kepada para militan yang menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada pemerintah. Mereka kemudian diberikan jalan aman ke dekat perbatasan Turki.

Sementara, Pemerintah Turki, Rusia dan Iran akan mengadakan pertemuan pada April nanti untuk membahas permasalahan di Suriah. Pertemuan ketiga negara itu tampaknya juga akan membahas langkah selanjutnya di kawasan.

Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan, negaranya juga akan meminta Amerika Serikat (AS) untuk mengambil langkah tegas terkait militan di Suriah. Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu meminta Paman Sam untuk mengambil kembali persenjataan yang mereka berikan ke para militan.

Askoy mengatakan, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu segera mengadakan pertemuan dengan pemerintah Rusia pada 12 Maret hingga 14 Maret nanti. Cavusoglu selanjutnya dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson di Washington lima hari berselang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement