REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kondisi kesehatan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dilaporkan menurun. Dalam beberapa bulan terakhir, Abbas telah menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit, termasuk ketika ia berada di Amerika Serikat (AS) pada akhir Februari lalu.
Dilaporkan laman Haaretz, Rabu (7/3), selama setahun belakangan Abbas memang telah mengurangi jam kerjanya. Selain karena usia menjelang 83 tahun, kondisi kesehatannya pun mengalami penurunan.
Abbas diketahui pernah mengidap penyakit serius. Sekitar 20 tahun lalu, ia sempat mengalami kanker prostat. Operasi pun dilakukan dan dinyatakan berhasil. Abbas kembali sehat setelah menjalani perawatan.
Pada Oktober 2016, Abbas menjalani kateterisasi jantung darurat. Hal ini dilakukan karena Abbas sering mengeluh sakit dada dan mudah lelah. Namun tak ada keterangan resmi yang dirilis perihal hasil pemeriksaan tersebut. Yang jelas, publik mengetahui bahwa Abbas memang seorang perokok berat.
Memasuki 2017, dokter medis dan pejabat Palestina mengungkapkan bahwa Abbas mulai sering mengalami kelelahan. Hal ini membuatnya rutin menjalani pemeriksaan di rumah sakit di Tepi Barat.
Kendati diklaim hanya mengalami kelelahan, namun seorang dokter yang menangani Abbas mengatakan bahwa ia juga menderita radang perut. Hal ini diperparah oleh tingkat stres yang tinggi.
Pada Februari lalu, saat berkunjung ke AS untuk menghadiri dan berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Abbas pun sempat singgah di sebuah rumah sakit di Baltimore. Ia mengakui kedatangannya ke sana adalah untuk memeriksakan kesehatannya.
"Kehadiran kami di sini adalah kesempatan yang tepat bagi kami untuk melakukan pemeriksaan kesehatan," kata Abbas setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit tersebut.
Namun Abbas berupaya meyakinkan publik bahwa kondisi kesehatannya masih baik-baik saja. "Semua hasilnya positif dan meyakinkan. Ini adalah berkat Allah atas kita," ujarnya.
Kendati demikian, para pejabat Otoritas Palestina yang mengantar Abbas ke rumah sakit di Baltimore menolak memberi keterangan ketika ditanya perihal pemeriksaan apa yang dijalani sang presiden.
Namun belakangan ini satu tokoh telah digadang-gadang berpotensi menggantikan posisi Abbas. Ia adalah Mahmoud al-Aloul, seorang pemimpin veteran Fatah. Saat ini al-Aloul menjabat sebagai wakil ketua Fatah, yang juga mendominasi Otoritas Palestina dan pasukan kemanannya.