REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, kecuali Pyongyang mengambil tindakan nyata terkait program nuklirnya. Demikian disampaikan Gedung Putih, Jumat (10/3).
"Presiden tidak akan mengadakan pertemuan tanpa melihat langkah konkrit dan tindakan nyata dilakukan oleh Korut, jadi presiden sebenarnya akan mendapatkan sesuatu," demikian juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam penjelasan singkat.
Sanders tidak menentukan tindakan apa yang harus dilakukan Korut. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Sanders tidak bermaksud untuk menetapkan kondisi baru untuk melakukan pembicaraan dengan Kim.
Namun, pernyataan tersebut merupakan pertanda bahwa mengakhiri perselisihan antara kedua negara mengenai program senjata nuklir Korut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Trump juga tidak banyak menjelaskan mengenai waktu pembicaraan dan prasyarat apa pun ketika dia menulis di Twitter pada Jumat.
"Kesepakatan dengan Korut sangat banyak dalam pembuatannya dan akan, jika selesai, sangat bagus untuk Dunia. Waktu dan tempat akan ditentukan," tulisnya.
Harapan untuk sebuah solusi dengan Korut meningkat pada Kamis, ketika Trump mengaku siap untuk mengadakan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kim.
Kedua pemimpin tersebut memicu ketegangan di seluruh dunia tahun lalu, saat mereka melakukan perang urat syaraf. Ini menyusul rencana Korut mengembangkan senjata nuklir yang mampu menyerang AS.