Ahad 11 Mar 2018 16:23 WIB

Trump Pertimbangkan Hukuman Mati bagi Pengedar Narkoba

Menurut Trump, hukuman berat akan membuat tingkat kejahatan narkoba rendah.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, HARRISBURG -- Presiden AS Donald Trump mengatakan Amerika harus mempertimbangkan memberikan hukuman mati kepada pengedar narkoba. Ia mengklaim ada beberapa pengedar yang telah membunuh ribuan orang, tetapi tidak dijebloskan ke penjara.

Dalam sebuah pidato di Pennsylvania, Sabtu (10/3), Trump menuturkan negara-negara seperti Singapura dan Cina memiliki tingkat kejahatan narkoba yang lebih rendah. Hal tersebut karena negara-negara itu menerapkan hukuman yang cukup berat.

"Orang-orang ini membunuh anak-anak kita dan mereka membunuh keluarga kita, dan kita harus melakukan sesuatu. Saya pikir ini adalah diskusi yang harus kita mulai pikirkan," ujar Trump, seperti dilaporkan laman The Independent.

Menurutnya, satu pengedar narkoba bisa membunuh 2.000, 3.000, atau bahkan 5.000 orang. Mereka bisa menewaskan ribuan orang, tetapi mendapatkan balasan hukuman penjara hanya 30 hari.

"Dan kemudian Anda bertanya-tanya mengapa negara kita bermasalah. Itulah mengapa kita bermasalah dan saya tidak berpikir kita harus terus bermain-main. Saya tidak tahu apakah negara ini sudah siap untuk melakukannya," kata Trump.

Trump berbicara dihadapan para pendukungnya selama lebih dari satu jam di Moon Township. Dalam pidato itu ia mendukung kandidat dari Partai Republik, Rick Saccone, menjelang pemilihan pada Selasa (13/3).

Saccone akan melawan Conor Lamb dari Partai Demokrat. Lamb adalah seorang mantan jaksa Marinir dan federal yang tidak pernah mencalonkan diri untuk jabatan apapun sebelumnya.

Dalam kesempatan yang sama, Saccone memuji keputusan Trump untuk memberlakukan tarif berat untuk impor baja dan aluminium. Keputusan itu mengklaim, pemerintah telah menyelamatkan baja dan aluminium.

Trump juga mengucapkan selamat kepada dirinya sendiri karena telah memutuskan bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Ia meminta pendukungnya bersikap 'baik' saat mereka mulai mencemooh ketika nama Kim disebutkan.

Dia mengatakan dia yakin negara totaliter itu ingin mencapai kesepakatan perdamaian setelah sebelumnya telah meningkatkan uji coba rudal balistik dan nuklir. Trump menyalahkan pemerintahan AS sebelumnya karena dinilai gagal menghentikan program senjata Korut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement