REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Politikus Anwar Gargash beranggapan kebijakan Turki terhadap negara-negara Arab tidak masuk akal. Ia menyarankan Pemerintah Turki menghormati kedaulatan negara-negara Arab.
Dilansir di Arab News pada Ahad (11/3), hubungan antara kedua negara bergejolak akibat dukungan Ankara terhadap Qatar, tepatnya, setelah Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir memberlakukan sanksi terhadap Doha tahun lalu atas dugaan dukungannya terhadap kelompok ekstremis.
Gargash mengatakan, kurang harmonisnya hubungan Arab-Turki sudah menjadi rahasia umum. "Agar bisa kembali seimbang, Ankara harus menghormati kedaulatan Arab dan berurusan dengan tetangganya dengan kebijaksanaan dan rasionalitas," kata dia.
UAE melihat dirinya sebagai benteng pertahanan melawan kelompok ekstremis, seperti Ikhwanul Muslimin. UEA sudah lama merasa gelisah dengan kekuasaan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan dukungan yang katanya untuk kelompok ekstremis.
Kedua negara belum mengakhiri perselisihan akibat kicauan di sosial media Menteri Luar Negeri UEA pada Desember. Presiden Erdogan menyebut kicauan itu sebagai penghinaan.
Dalam sebuah kicauan di Twitter, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed menuduh tentara Turki menjarah kota suci Madinah satu abad lalu. Hal itu berdampak pada tudingan Erdogan yang mengatakan menteri tersebut dimanjakan uang minyak.