Selasa 13 Mar 2018 19:24 WIB

Melihat Layar Ponsel Terlalu Dekat Bisa Rusak Mata

Untuk mencegah kerusakan mata, bisa menerapkan istirahat sejenak.

Red: Nur Aini
Menggunakan ponsel untuk berbisnis.
Foto: Pexels
Menggunakan ponsel untuk berbisnis.

REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Dokter mata asal Australia, Helen Summers, mengatakan orang tua seharusnya memperingatkan anak-anak mereka agar tidak menonton dari layar kecil, seperti layar ponsel, terlalu dekat.

Dr Summers memperingatkan menonton terlalu dekat di layar kecil dalam waktu lama bisa menyebabkan gangguan pengelihatan bagi generasi mendatang.

"Kita menghadapi tsunami miopi atau rabun jauh," ujarnya kepada ABC Radio Darwin.

Sejumlah peneliti sebelumnya menemukan meningkatnya rabun jauh bukan disebabkan oleh penggunaan ponsel, melainkan karena masalah terkait kurangnya aktivitas di luar ruangan. Tapi Dr Summers mengatakan dampak dari jumlah waktu melihat layar telah meluas dan jarak pandang ke layar menjadi faktornya.

Sama dengan kurangnya waktu di luar ruangan, penyebab lainnya adalah postur yang tidak baik saat menonton dan kurangnya pergerakan mata karena menatap layar hingga berjam-jam. "Kita ingin manfaatkan teknologi untuk belajar, jadi ada iPad, barang-barang eletronik dan komputer di sekolah kita, di kantor, dan saat kembali ke rumah ini menjadi berlebihan. Inilah yang jadi masalah," kata Dr Summers.

"Saat kita menggunakan jejaring sosial, bersandar di sofa, menonton Netflik di iPad, ini yang menyebabkan jadi berlebihan."

Dr Summers, yang sudah membuka klinik mata di kota Darwin sejak 1998, mengatakan dampak dari menatap layar ini sudah terlihat di ruang kelas sekolah.

"Kita juga melihat peningkatan besar dari pengelihatan yang stress, sensitif terhadap cahaya, dan bagi anak-anak kita, ada perubahan yang berdampak pada perkembangan membaca dan kemampuan belajar."

Layar memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, tapi Dr Summers menjelaskan cara kita menggunakannya memiliki peran yang signifikan pada dampaknya. "Kebanyakan tempat kerja diatur secara ergonomik," katanya.

"Saat kita duduk, ada banyak layar di depan kita, tapi kita mengalihkan pandangan, kita tidak menatapnya."

Di rumah, hal ini bisa jadi berbeda, terutama bagi anak-anak. "Saya tahu ini adalah alat untuk menenangkan anak... tapi kita harus menggunakannya berhati-hati, tidak untuk waktu yang lama," ujarnya.

Empat orang anak bermain bola di taman.
Sebelumnya peneliti menemukan rabun jauh disebabkan karena kurangnya beraktivitas di luar ruangan.

Unsplash: Robert Collins, CC0

Di Australia, 'twenty-twenty' adalah istilah yang sering digunakan oleh para dokter mata untuk menjelaskan pengelihatan yang sempurna. Tapi Dr Summers mulai menggunakan istilah ini untuk mengatur bagaimana cara kita mengkonsumsi media lewat layar.

"Jika kita menggunakan iPad selama 20 menit, pastikan duduk tegak dan istirahat juga selama 20 menit. Jika kita menggunakan telepon, buatlah menjadi 10/10, jadi kalau menggunakan layar telepon 10 menit, matikan juga selama 10 menit."

 

Jika tak mungkin, kita juga bisa memegang layar lebih jauh, tidak terlalu dekat dari jarak lengan ke mata. "Atau jika kita meluruskan lengan, setengah antara siku dan panjang tangan, jangan lebih dekat dari itu."

Menurutnya, beristirahat dengan menghabiskan waktu di luar rumah adalah pilihan yang sudah teruji karena alasannya. "Kita harus memiliki mata dengan pandangan yang mencapai seluruh penjuru, tidak dibatasi seukuran layar ponsel atau iPad."

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/gaya-hidup-nad-kesehatan/risiko-nonton-video-online/9543138
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement