Rabu 14 Mar 2018 17:46 WIB

Pengamat: Rupiah Masih akan Tertekan

Rupiah cenderung melemah menjelang pertemuan Federal Open Market Commitee.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Rupiah Makin Melemah. Petugas menghitung mata uang Rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (5/3).
Foto: Republika/ Wihdan
Rupiah Makin Melemah. Petugas menghitung mata uang Rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bersifat sementara. Menurut Ekonom Indef Bhima Yudhistira, rupiah akan cenderung melemah menjelang pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC) pada 20-21 Maret mendatang.

"Rupiah masih bergerak di 13.700 -13.800 per dolar AS sampai akhir Maret. Ini karena investor masih berspekulasi soal hasil keputusan rapat Fed atau FOMC pada tanggal 20-21 Maret terkait rencana kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR)," ujar Bhima kepada Republika.co.id, Rabu (14/3).

Bhima memprediksi dolar AS akan kembali menguat karena data- data ekonomi AS masih bervariatif.

 

Baca juga, Rupiah Diprediksi Melemah ke Rp 15 Ribu, Ini Respons BI.

 

Data Ketenagakerjaan AS memperlihatkan, indeks harga konsumsi (CPI) AS berada di level 0,2 persen. Meskipun sesuai perkiraan pasar, angka tersebut di bawah pencapaian sebelumnya di level 0,5 persen.

 

photo
Nilai tukar rupiah yang sedang terseok

 

Sementara itu, laju inflasi inti berada di level 1,8 persen secara tahunan (yoy) atau sesuai dengan perkiraan, dan sama dengan periode sebelumnya.

Data- data tersebut membuat kepercayaan pasar akan kenaikan suku bunga The Fed bisa naik maksimal tiga kali tahun ini. "Isyarat Trump lakukan reformasi pajak jilid 2 juga jadi sentimen positif investor untuk kembali ke AS," ujar Bhima.

Sementara itu apabila sinyal kenaikan FFR cukup besar pada FOMC Maret ini, diprediksi dana asing akan kembali keluar dari Indonesia. Saat ini tercatat dana asing yang keluar dari pasar surat utang mencapai Rp 5,2 triliun (ytd), sedangkan aliran modal keluar (foreign outflow) di pasar modal Rp15 triliun (ytd).

Di sisi lain, sentimen dari dalam negeri belum begitu besar. "Karena menjelang tahun politik banyak investor yang profit taking dan keluar sementara dari bursa," katanya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu (14/3) pagi bergerak naik empat poin menjadi Rp13.731 per dolar AS dari Rp13.735 per dolar AS.

 

Penguatan rupiah baru terjadi sejak awal pekan. Tercatatsepanjang Maret 2018, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS telah melemah 0,27 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement