Jumat 16 Mar 2018 15:47 WIB

Menhan: Australia Alergi Bekas Tentara ISIS

Menhan memantau kepulangan seribuan bekas tentara ISIS ke Asia Tenggara.

Dialog Indonesia-Australia 2+2 yang dihadiri oleh Menlu dan Menhan dari kedua negara. Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Menhan Ryamizard Ryacudu membahas kerjasama sejumlah hal dengan Menlu Australia Julie Bishop dan Menhan Australia Marise Payne, di Sydney, Australia, Jumat (16/3).
Foto: Stevy Maradona/ Republika
Dialog Indonesia-Australia 2+2 yang dihadiri oleh Menlu dan Menhan dari kedua negara. Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Menhan Ryamizard Ryacudu membahas kerjasama sejumlah hal dengan Menlu Australia Julie Bishop dan Menhan Australia Marise Payne, di Sydney, Australia, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan wartawan Republika, Stevy Maradona dari Australia.

SYDNEY -- Kepulangan seribuan tentara ISIS ke wilayah Asia Tenggara menjadi tema khusus yang dibahas antara Indonesia-Australia 2+2 Dialogue, Jumat (16/3), di Sydney. Seperti dilaporkan wartawan Republika dari Sydney, Stevy Maradona, menteri pertahanan dari kedua negara secara serius memperhitungkan dampak dan antisipasi lanjutan dari kepulangan tentara ISIS tersebut.

Menhan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihaknya memantau betul kepulangan seribuan bekas tentara ISIS ke Asia Tenggara. Menhan memaparkan, para tentara ISIS ini terdeteksi memasuki Singapura dan Malaysia, kemudian ke Filipina selatan.

Di Kepulauan Mindanau, Filipina selatan, para bekas tentara ISIS ini menetap. Aksi terorisme di Kota Marawi, Filipina, adalah bentuk dari dampak kepulangan itu.

Menhan lalu mengistilahkan para tentara ISIS ini sebagai teroris generasi ketiga. Teroris generasi pertama, kata dia, adalah para pengikut Alqaidah yang dipimpin oleh Usamah bin Ladin. Teroris generasi kedua adalah orang-orang yang berperang ke Irak dan Suriah. Teroris generasi ketiga adalah mereka yang pulang dari medan perang ISIS.

photo
Dialog Indonesia-Australia 2+2 yang dihadiri oleh Menlu dan Menhan dari kedua negara. Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Menhan Ryamizard Ryacudu membahas kerjasama sejumlah hal dengan Menlu Australia Julie Bishop dan Menhan Australia Marise Payne, di Sydney, Australia, Jumat (16/3).

Apa saja kerja sama yang dilakukan antara Indonesia-Australia terkait hal ini? Menhan menjawab, ada pertukaran data intelijen kedua negara dan saling memberi masukan kebijakan. Kemudian, pemantauan aktivitas media sosial pengikut ISIS di media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Whatsapp, serta lalu lintas keluar masuk mereka di berbagai negara Asia Tenggara.

(Baca Juga: RI-Australia Sepakati Rencana Aksi Maritim Bersama)

Apakah ada yang ketahuan masuk ke Indonesia? Menhan tidak menjawab secara pasti. Namun, ia menegaskan, pemerintah mencermati gerak-gerik mereka. "Kita akan bekerja sama dengan polisi untuk memantau mereka," kata Menhan.

Di mana kepentingan Australia dalam situasi ini? Menhan mengakui Australia merasa terganggu. "Kalau di tempat kita dan Filipina banyak teroris, ini bahaya. Australia paling alergi," kata dia. Dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang serius memerangi terorisme, Menhan menambahkan, Australia ikut membantu.

(Baca Juga: RI-Australia Sepakati Rencana Aksi Maritim Bersama)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement