REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Inggris Laurie Bristow untuk melakukan sebuah pertemuan pada Sabtu (17/3). Pemanggilan ini dilakukan setelah sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan akan mengusir diplomat Inggris.
Pengusiran ini merupakan tindakan pembalasan atas keputusan Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk mengusir 23 diplomat Rusia. Hubungan kedua negara itu tengah berada di titik terendah pasca-Perang Dingin, karena sebuah aksi percobaan pembunuhan yang melibatkan racun agen syaraf kelas militer di Inggris.
"Kami tentu saja akan melakukannya [mengusir diplomat Inggris]," ujar Lavrov, di Kazakhstan, Jumat (15/3), saat ditanya apakah Moskow akan melakukan tindakan pembalasan serupa.
Pada Jumat (16/3), juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Moskow telah memutuskan tindakan pembalasan. Menurutnya tindakan ini akan diinformasikan kepada Inggris dalam waktu dekat.
May menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik upaya percobaan pembunuhan mantan agen mata-mata Rusia, Sergey Skripal dan putrinya, Yulia. Pada Kamis (15/3), ia memberi waktu sepekan bagi 23 diplomat Rusia untuk pergi.
Ia menyebut 23 diplomat itu adalah mata-mata yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik di Kedutaan Besar Rusia di London. Namun, Moskow telah membantah terlibat dalam upaya percobaan pembunuhan itu.