REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Enam belas orang tewas, lima di antaranya anak-anak, akibat peristiwa tenggelamnya kapal yang mengangkut imigran asal Turki di Laut Aegean, Yunani. Dikutip dari Reuters, musibah ini terjadi di dekat Pulau Agathonisi yang berbatasan dengan pesisir Turki.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui identitas para korban termasuk status kewarganegaraannya. Musibah yang terjadi pada Sabtu (17/3) waktu setempat bisa jadi merupakan kecelakaan dengan jumlah korban terbanyak selama beberapa bulan terakhir.
Otoritas di Yunani menyatakan kapal tersebut ditumpangi oleh 22 orang. Sampai sekarang petugas kelautan setempat masih berupaya mencari para korban dengan bantuan helikopter.
"Kami tidak bisa menoleransi kehilangan anak-anak di Laut Aegean. Solusinya adalah dengan melindungi orang-orang, mengimplementasikan prosedur keselamatan, dan rute yang aman bagi para imigran dan pengungsi, demi menghindarkan mereka dari perdagangan manusia," kata Menteri Migrasi Yunani Dimitris Vitsas.
Ribuan pengungsi, umumnya dari negara konflik di Timur Tengah, telah menyeberang dari Turki ke Yunani sejak 2015. Namun tak semuanya bernasib mujur. Ratusan di antaranya harus meregang nyawa lantaran mengalami kecelakaan di laut.
Merujuk pada perjanjian antara Uni Eropa dan Turki, jumlah pengungsi yang tiba kini semakin berkurang. Dalam perjanjian itu disebutkan setiap orang yang datang ke Yunani harus dikembalikan ke Turki kecuali mereka layak mendapatkan suaka.
Akan tetapi, prosedur tersebut memakan waktu hingga berbulan-bulan. Akibatnya Yunani disibukkan dengan hiruk pikuk pengungsi yang masih menunggu kejelasan nasibnya.