Ahad 18 Mar 2018 10:39 WIB

Kim Jong-un Ucapkan Selamat kepada Xi Jinping

Pesan langsung dari Pyongyang ke Beijing ini merupakan pesan yang langka.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Andri Saubani
 Pemimpin Korut, Kim Jong-un saat menyaksikan uji coba peluncuran peluru kendali dari kapal selam.  (Reuters/KCNA)
Pemimpin Korut, Kim Jong-un saat menyaksikan uji coba peluncuran peluru kendali dari kapal selam. (Reuters/KCNA)

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengucapkan selamat kepada Presiden Cina Xi Jinping. Xi telah terpilih kembali sebagai presiden.

Pesan langsung dari Pyongyang ke Beijing ini merupakan pesan yang langka. Pesan langka setelah hubungan kedua negara tersebut berakhir, termuat dalam kantor berita pemerintah Korut KCNA pada Ahad (18/3).

Kim belum mengunjungi Cina sejak menerima kekuasaan pada akhir 2011. Alasannya, Korut kecewa dengan dukungan kuat Cina atas sanksi PBB atas uji coba nuklir dan rudal Pyongyang. Dan Cina yang marah dengan uji coba yang berulang tersebut.

Namun, Cina sangat mendukung upaya baru-baru ini oleh Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) untuk memperbaiki hubungan dengan Korut. Ini mencakup sebuah pertemuan yang direncanakan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.

Dalam pesan tersebut, Kim mengatakan bahwa dia berharap Cina akan mencapai prestasi yang lebih besar lagi di bawah kepemimpinan Xi. "Mengungkapkan keyakinan bahwa hubungan bilateral akan berkembang dalam kepentingan bersama masyarakat kedua negara, pesan tersebut berharap presiden Cina sukses besar dalam pekerjaannya yang bertanggung jawab," KCNA mengutip pesan Kim kepada Xi.

Media pemerintah Cina juga melaporkan pesan tersebut. Namun, tidak mengatakan apakah Xi telah menanggapinya. Keduanya bertukar salam akhir tahun lalu setelah berakhirnya Kongres Partai Komunis Cina.

Sikap itu diikuti oleh kunjungan seorang utusan senior Cina ke Pyongyang. Utusan tersebut 'berpura-pura' melaporkan hasil kongres tersebut. Namun, utusan senior itu tidak bertemu dengan Kim.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement