REPUBLIKA.CO.ID, Laporan wartawan Republika, Stevy Maradona dari Australia
SYDNE -- Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyapa dua kelompok remaja dari Indonesia dan Australia, Sabtu (17/3) pagi di International Conference Centre, Sydney. Kedua kelompok remaja itu sebelumnya diikutsertakan dalam konferensi calon pemimpin pemuda pemudi dalam rangkaian ASEAN-Australia Special Summit 2018, akhir pekan ini.
Sebanyak 18 remaja Indonesia, beberapa di antaranya adalah santri dan santriwati, dari berbagai daerah di Indonesia ikut acara tersebut. Seperti dilaporkan oleh wartawan Republika dari Sydney, Stevy Maradona, dalam sambutannya kepada para remaja, Kepala Negara menegaskan dia dan PM Turnbull merasa harus bertemu rombongan remaja ini karena remaja adalah masa depan sebuah bangsa.
Presiden mengingatkan, Australia dan Indonesia adalah negara multikultural. Masyarakatnya sangat beragam. Keberagaman, kata Jokowi menegaskan, menjadi indah ketika masyarakat saling menghormati.
Karena itu, Presiden berharap, sedari muda para remaja sudah mengadopsi nilai-nilai toleransi dan perdamaian. "Indonesia dan Australia membutuhkan jembatan seperti kalian. Yang bisa menghubungkan beragam individu seluruh dunia," kata Jokowi, menegaskan.
Presiden Jokowi, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Menlu Retnon Marsudi, dan Menlu Australia Julie Bishop berfoto bersama dengan para pelajar.
Presiden berharap para remaja Indonesia memanfaatkan betul waktu mereka di Australia, terutama untuk membangun jaringan generasi muda antarbangsa. Perdana Menteri Turnbull dalam pidatonya sebelum Presiden Jokowi memuji Indonesia dengan nilai-nilainya. Turnbull mengatakan kesuksesan Australia sebagai sebuah bangsa yang multikultural karena warganya bersatu ke dalam nilai politis, macam kebebasan, demokrasi, penegakkan hukum, kesamaan pria dan wanita, dan saling menghormati.
Turnbull mengatakan Presiden Jokowi bisa menunjukkan bahwa di Indonesia, nilai nilai demokrasi, Islam, moderasi, respek, bisa saling melengkapi satu sama lain. Turnbull, politisi yang berasal dari Partai Liberal, menambahkan Presiden Jokowi saat ini adalah salah satu pemimpin dunia yang penting dan menjadi contoh pemimpin internasional.
Program pengiriman remaja dari Indonesia ke luar negeri merupakan inisiatif Kementerian Luar Negeri. Kementerian menyeleksi para remaja berdasarkan berbagai latar belakang, mulai dari santri-santriwati, pelajar buddhis, pelajar kristen, pelajar kong hu chu, dan dan berbagai kota di Indonesia.
Menlu Retno Marsudi dalam kesempatan sebelumnya mengatakan pentingnya pendekatan soft power untuk dilakukan Indonesia. Belasan pelajar di kirim ke forum regional untuk berdiskusi dengan remaja negara lain, membahas multikulturalisme.